Anak Buah Heru Budi Sebut Separuh Warga Pendatang Masuk Jakarta Tak Punya Keterampilan
JAKARTA - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta Budi Awaluddin menyebut bahwa separuh dari jumlah warga pendatang baru tidak memiliki keterampilan saat masuk Jakarta.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, lanjut Budi, 75 persen pendatang baru yang masuk Jakarta hanya memiliki pendidikan terakhir setingkat SMA dan sederajat.
"Ini yang perlu kita cermati dan sikapi dengan baik terkait tren pendatang dalam beberapa tahun di Jakarta. Sehingga, kita lihat mereka yang datang ke Jakarta adalah mereka yang pendidikannya SMA ke bawah dan setengahnya enggak punya keterampilan," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 14 Februari.
Berdasarkan data Pemprov DKI, terdapat peningkatan jumlah warga pendatang baru yang masuk Jakarta selama beberapa tahun terakhir. Sebanyak 113.814 orang masuk Jakarta pada tahun 2020, 139.740 orang juga masuk Ibu Kota pada 2021, dan sebanyak 151.752 orang pada tahun 2022.
Dari peningkatan jumlah pendatang baru ini, Pemprov DKI akan menjaring dan melakukan pembinaan. Mengingat, masuknya pendatang baru ke Jakarta sempat jadi sorotan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Heru menilai banyaknya warga pendatang membebani pengeluaran daerah dalam APBD DKI.
"Antisipasinya (terhadap pendatang baru), Disdukcapil DKI Jakarta melakukan pembinaan dan juga sosialisasi kepada penduduk agar semuanya yang hadir di Jakarta tertib administrasi kependudukannya," tutur Budi.
Upaya penertiban administrasi yang dilakukan Pemprov DKI, dicontohkan Budi, yakni mengingatkan warga pendatang untuk mengurus surat keterangan domisili yang menjadi bukti resmi seorang pendatang yang bertempat tinggal di daerah tertentu.
"Kita ada program Kamsa, Kampung Sadar Adminduk yang kita lakukan ke RW-RW. Kita memberikan sosialisasi dan layanan jemput bola kepada masyarakat agar mereka tertib administrasi kependudukannya," ungkap Budi.
Setelah pendataan dilakukan, Pemprov DKI akan memberikan program keterampilan bagi warga pendatang yang membutuhkan. Hal ini merupakan salah satu antisipasi pencegahan meningkatnya angka kemiskinan di Ibu Kota.
Baca juga:
- Mati Mesin di Perairan Gorontalo, Kapal Cepat Express Pricillia 88 Ditarik KM Sabuk Nusantara
- Express Priscillia 88 Mati Mesin di Teluk Tomini, Begini Kondisi Terkini Penumpang Usai Terus Dihantam Ombak
- 19 Truk Tak Sesuai Spesifikasi Ditertibkan di TPA Piyungan Yogyakarta, Seluruhnya Milik Swasta
- Satpol PP Madiun Dapati 4 Pasangan Bukan Suami Istri di Dalam Kamar Berduan dengan Pintu Terkunci
"Kita masih mencermati fenomena-fenomena saat ini untuk pendatang yang datang ke Jakarta, kita lakukan sosialisasi ke mereka, kita lakukan pembinaan-pembinaan kepada mereka dan kita berkoordinasi dengan beberapa SKPD lainnya terkait penanganan bagi mereka yang tidak punya keterampilan," urai dia.