Awas, Peneliti Temukan Mikroplastik Kemasan Makanan dan Cat di Pembuluh Darah Manusia
JAKARTA - Mikroplastik yang digunakan dalam kemasan makanan dan cat telah ditemukan di pembuluh darah manusia, menurut temuan penelitian terbaru.
Hasil penelitian menunjukkan, mikroplastik dapat melewati pembuluh darah ke jaringan pembuluh darah, tetapi para ilmuwan mengatakan belum jelas apa implikasinya bagi kesehatan manusia.
Jaringan vena saphenous (vena safena) manusia yang diambil dari pasien yang menjalani operasi bypass jantung, diteliti dalam studi percontohan kecil oleh tim dari University of Hull dan Hull York Medical School dan dari Hull University Teaching Hospitals NHS Trust.
Mereka menemukan 15 partikel mikroplastik untuk setiap gram jaringan vena dan lima jenis polimer berbeda.
Yang paling menonjol termasuk resin alkyd, digunakan dalam cat sintetis, pernis dan enamel; polivinil asetat, perekat yang ditemukan dalam kemasan makanan dan nilon; dan EVOH dan EVA, digunakan dalam bahan kemasan fleksibel.
"Kami terkejut menemukan mereka. Kita sudah tahu mikroplastik ada dalam darah, dari studi yang dilakukan oleh peneliti Belanda tahun lalu," kata Prof. Jeanette Rotchell, ahli toksikologi lingkungan di University of Hull, melansir The National News 2 Februari.
"Tetapi, tidak jelas bagaimana mereka dapat melintasi pembuluh darah ke jaringan pembuluh darah dan penelitian ini menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan hal itu," sambungnya.
"Meskipun kami belum mengetahui implikasinya terhadap kesehatan manusia, yang dapat kami katakan adalah, bahwa dari penelitian yang menggunakan sel yang ditanam di piring, sel tersebut menyebabkan peradangan dan respons stres," tandasnya.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal 'Plos One' menunjukkan, tingkat mikroplastik yang diamati serupa atau lebih tinggi daripada yang dilaporkan pada jaringan usus besar dan paru-paru.
Vena safena adalah pembuluh darah di kaki, yang membantu mengirim darah dari tungkai dan kaki kembali ke jantung.
Vena terdiri dari tiga lapisan jaringan dan banyak digunakan dalam prosedur cangkok bypass arteri koroner (CABG).
Sekitar 40 hingga 50 persen prosedur CABG akhirnya gagal setelah 10 tahun karena berbagai faktor, yang tidak selalu jelas.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang meneliti apakah mikroplastik dapat menyusup atau melewati penghalang biologis apa pun, termasuk pembuluh darah, atau kemungkinan hubungan antara paparan mikroplastik lingkungan dan hasil CABG.
"Karakterisasi jenis dan tingkat mikroplastik sekarang dapat menginformasikan eksperimen untuk menentukan dampak kesehatan pembuluh darah, termasuk hubungan potensial antara paparan mikroplastik lingkungan dan hasil CABG," papar Prof. Rotchell.
Sementara itu, Prof. Mahmoud Loubani, rekan penulis dan profesor kehormatan bedah kardiotoraks, mengatakan: "Kegagalan pencangkokan vena safena telah menjadi masalah lama setelah operasi bypass arteri koroner.
Baca juga:
- Siapkan Misi Kemanusiaan Indonesia, Dubes RI Berkantor di Wilayah Gempa Turki
- Temui 123 WNI yang Dievakuasi di Turki, Dubes RI akan Bantu Penerbitan Paspor Baru hingga Masalah Pendidikan
- 35 Negara Minta Atlet Rusia dan Belarusia Dilarang Ikuti Olimpiade Paris 2024
- KBRI Ankara Kembali Kirim Tim Evakuasi, Dubes RI: Ini Penugasan Berbahaya, Tapi Negara Harus Hadir
"Ini adalah pengobatan yang efektif tetapi umur panjang dibatasi oleh penurunan patensi pembuluh darah."
Kehadiran mikroplastik ini di pembuluh darah mungkin berperan dalam merusak bagian dalam pembuluh darah, yang menyebabkannya tersumbat seiring berjalannya waktu.
"Kami perlu mengidentifikasi apakah ada korelasi dan mencari cara untuk menghilangkan mikroplastik," tandasnya.