YOGYAKARTA – Keberadaan mikroplastik dalam produk konsumsi dan mencemari biota laut menuai sorotan . Pasalnya, polutan tersebut dinilai cukup berbahaya untuk makhluk hidup terutama pada manusia. Sayangnya kesadaran masyarakat terhadap keberadaan mikroplastik masih kurang. Lalu, apa itu mikroplastik dan seberapa besar bahayanya untuk kehidupan?
Apa Itu Mikroplastik
Secara sederhana pengertian mikroplastik adalah potongan plastik yang ukurannya kurang dari 4,8 milimeters. Beberapa sumber menjelaskan bahwa mikroplastik adalah partikel plastik atau fiber yang ukurannya kurang dari 5 mm atau 2 inci. Ukurannya yang mikroskopis ini membuat partikel plastik tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Serat mikroplastik bisa berupa serat sintetis seperti polyester, nilon, fiber, dan fragmen. Untuk bahan nilon dan polyester biasanya digunakan sebagai bahan pakaian, furnitur, senar pancing, bahkan jaring ikan.
Tipe Mikroplastik
Dikutip dari situs resmi Institut Teknologi Bandung, itb.ac.id, mikroplastik dibedakan menjadi dua tipe yakni primer dan sekunder.
- Mikroplastik primer adalah polutan yang diproduksi dalam ukuran yang sangat kecil. Contohnya seperti Polyethylene microbeads yang bisa ditemukan pada produk kecantikan, kosmetik, pakaian, sabun, atau deterjen.
- Mikroplastik Sekunder adalah polutan yang berasal dari degradasi produk plastik yang ukurannya lebih besar. Misalnya, mikroplastik yang asalnya dari penguraian sampah plastik yang sudah tidak terpakai lagi.
Persebaran Mikroplastik
Ukuran mikroplastik yang sangat kecil membuatnya dianggap sebagai sampah berbahaya yang persebarannya tidak termonitor dengan mudah.
Di Indonesia mikroplastik bisa ditemukan di perairan laut, sedimen sungai, lingkungan terumbu karang, bahkan bisa ditemukan di dalam perut ikan. Menurut sampel yang ada, jumlah ikan di Indonesia yang mengandung mikroplastik lima kali lebih banyak dibanding dengan ikan di Amerika.
Jenis mikroplastik dalam ikan paling banyak berjenis fiber dan fragmen. Keduanya berasal dari pakaian berserat sintetis, alat pancing atau jaring ikan.
Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dr.rer.nat. Dwi Amanda Utami menjelaskan bahwa saat sebanyak 700.000 serat mikroplastik bisa akan terbuang ke saluran air tanah saat seseorang mencuci 6 kg baju berserat sintetis. Serat tersebut kemudian berakhir di laut dan mencemari lingkungan laut.
Bahaya Mikroplastik
Tingginya polusi plastik juga akan berdampak pada kesehatan manusia. Dikutip dari Hellodokter, berikut bahaya sampah mikroplastik.
- Berpengaruh pada Janin
Mikroplastik berjenis BPA mampu memberikan dampak buruk pada perkembangan janin. Paparan bisa terjadi saat janin masih dalam kandungan dan memperbesar risiko cacat lahir, gangguan perkembangan perilaku, hingga terganggunya hormonal bayi.
Paparan ftalat atau phthalate pada janin sebelum lahir bisa berpengaruh pada perkembangan alat kelamin laki-laki sampai masa pubertas. Bayi laki-laki yang terpapar zat tersebut berpotensi besar lahir dengan testis yang belum turun sempurna dan mikropenis.
- Mengganggu Kesehatan Usus
Mikroplastik bisa ditemukan dalam makanan atau minuman. Saat bahan konsumsi yang mengandung mikroplastik tertelan oleh manusia dalam jangka panjang akan berdampak pada kesehatan usus.
Lebih parah lagi paparan materi ini akan berpengaruh pada sel kekebalan dan memicu kondisi yang disebut dysbiosis. Kondisi tersebut terjadi saat mikrobiota usus tak seimbang dan menimbulkan komplikasi seperti infeksi jamur hingga kanker usus besar.
Cara Menanggulagi Mikroplastik
Penggunaan plastik memang telah mengakar dalam hidup manusia sehingga akan sangat sulit untuk dihindari. Namun, Anda bisa melakukan perubahan kecil yakni sebagai berikut.
- Kurangi penggunaan plastik sekali pakai
- Gunakan tumbler berbahan kaca, atau pilih plastik yang bisa digunakan berkali-kali. Hal ini dilakukan agar Anda tak mengonsumsi air mineral berbotol plastik sekali pakai.
- Pilih pakaian dengan serat polyester lebih sedikit.
Itulah informasi terkait apa itu mikroplastik. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.