Meski Penjualan Naik 4,2 Persen, Laba Bersih Unilever Turun Jadi Rp5,36 Triliun

JAKARTA - PT Unilever Indonesia (UNVR) mencatat penurunan laba bersih 6,83 persen menjadi Rp5,36 triliun pada 2022. Besaran tersebut dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp5,76 triliun.

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Ira Noviarti mengatakan, perseroan mencatat penjualan bersih Rp41,2 triliun pada tahun 2022, atau tumbuh 4,2 persen secara year on year (yoy).

“Terlepas dari persaingan yang ketat dalam industri FMCG dan berbagai tantangan seperti kenaikan harga komoditas dan bahan bakar, daya saing kami telah meningkat dengan total pangsa pasar perseroan di 2022 menguat dibandingkan 2021," ujar Ira dalam keterangannya, Jumat, 10 Februari.

Dirinya mengatakan, UNVR telah memperkuat brand-brand besarnya di 2022 dengan cara meningkatkan investasi belanja iklan yang lebih tinggi di mana lebih dari 30% jika dibandingkan tahun 2021 dan meningkatkan kualitas inovasi produk yang lebih baik.

Upaya ini terbukti mampu meningkatkan daya saing brand-brand Perseroan di tahun 2022, sebagaimana tercermin dari total pangsa pasar Perseroan yang lebih besar dibandingkan tahun lalu - baik secara nilai maupun volume.

Untuk merespons perubahan kebutuhan konsumen dan daya beli masyarakat Indonesia sepanjang tahun pemulihan, Perseroan terus berinvestasi lebih banyak pada pengembangan dan inovasi, menawarkan rangkaian produk dengan kinerja dan kualitas yang lebih unggul, mendorong program pengembangan pasar yang menjangkau lebih banyak konsumen. Serta, meluncurkan 44 inovasi di seluruh segmen inti, segmen premium dan maupun value segment.

Pada kuartal III- 2022, dia mengungkapkan perseroan mengurangi stok di sisi trade, dan langkah ini berlanjut pada kuartal IV 2022 yang bertujuan menjadikan bisnis lebih future-fit dan lebih tangkas.

"Inisiatif ini mendapatkan apresiasi dari para customer, dan kami juga dapat lebih fokus untuk mendorong pertumbuhan sell-out yang kompetitif.” ujar Ira.

Dia menjelaskan pengurangan stok ini tidak berpengaruh terhadap penjualan Perseroan pada outlets ataupun pada konsumen. Tercatat, penjualan dari customer perusahaan pada konsumen mengalami pertumbuhan kuat sebesar 5,6 persen pada tahun fiskal 2022.

Sementara itu, jumlah aset UNVR mengalami penurunan menjadi Rp18,32 triliun pada 2022. Di mana, tahun sebelumnya berada di posisi Rp19,07 triliun.

Sedangkan di sisi liabilitas, perseroan pencatat total liabilitas pada 2022 mencapai Rp14,32 triliun yang juga mengalami penurunan dibandingkan pada 2021 sebesar Rp14,75 triliun. Serta, ekuitas yang turut turun menjadi Rp18,32 triliun pada 2022 dibandingkan Rp19,07 triliun pada 2021.