Pengamat Rilis 6 Capaian Sektor Keuangan Indonesia
JAKARTA - Segara Research Institute mengeluarkan sejumlah capaian sektor jasa keuangan di Indonesia. hal ini untuk menyambut Pertemuan Tahunan Industri jasa Keuangan (PTIJK) yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin, 6 Februari.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, ada 6 daftar capaian Indonesia di sektor keuangan 2022. Pertama, industri jasa keuangan telah terbukti cukup tangguh dan mampu bertahan di tengah badai pandemi pada 2020-2021 lalu.
Indikator-indikator penting sektor keuangan terjaga baik, mulai dari NPL/NPF yang terjaga dibawah 5 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus tumbuh diatas rata-rata historis dan permodalan yang senantiasa kuat di atas threshold yang ditetapkan oleh OJK.
"Tingginya pertumbuhan DPK, khususnya di perbankan selama periode 2020-2021 menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan tidak terganggu, meskipun perekonomian terdampak negatif oleh pandemi," kata Piter Abdullah lewat keterangan resminya, Sabtu, 4 Februari.
Kedua, mampu bertahannya industri jasa keuangan tidak terlepas dari kecepatan dan ketepatan pemerintah, serta otoritas Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengantisipasi dampak dari pandemi.
"Koordinasi dan sinergi yang sangat baik selama pandemi antara pemerintah, BI, OJK dan LPS hendaknya terus dijaga dan ditingkatkan pada masa-masa mendatang," ujar Piter.
Ketiga, Resiliensi atau ketahanan pada periode 2020-2021 menjadi modal sektor keuangan untuk tumbuh lebih baik pada 2022. "Seiring mulai meredanya pandemi, penyaluran kredit perbankan pada 2022 mampu tumbuh sebesar 11,35 persen (yoy), sementara DPK tumbuh 9,01 persen," katanya.
Baca juga:
Keempat, tidak hanya perbankan yang mengalami peningkatan kinerja pada 2022, tetapi pembiayaan non-bank juga tumbuh lebih baik, yakni mencapai 14,8 persen (yoy). Penghimpunan premi oleh asuransi dan indeks harga di pasar modal juga mengalami kenaikan yang positif.
"Kinerja pasar modal yang terhitung terbaik di ASEAN didukung oleh mulai kembalinya pemodal asing yang mengindikasikan kembalinya kepercayaan global terhadap perekonomian Indonesia," ucapnya.
Kelima, pertumbuhan industri jasa keuangan yang cukup baik pada 2022 juga diikuti dengan menurunnya risiko, baik di sektor perbankan maupun non-bank. "Hal ini terlihat dari rasio NPL (gross) yang terus menurun (2,32 persen), sementara semua rasio likuiditas diatas tresshold (AL/NCD = 137,67 persen, Alat Likuid/DPK = 31,20 persen)," ungkapnya.
Terakhir, sepanjang 2022, OJK telah mengeluarkan berbagai kebijakan guna memitigasi risiko yang dihadapi oleh industri jasa keuangan, termasuk melanjutkan kebijakan pelonggaran restrukturisasi kredit.