Sempat Tinggal di Panti Asuhan, Mantan Komandan Wagner Menyesal Berperang di Ukraina: Minta Maaf dan Siap Berikan Kesaksian

JAKARTA - Seorang mantan komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang melarikan diri ke Norwegia ingin meminta maaf atas peperangan yang dijalaninya, siap berbicara untuk membawa para pelaku kejahatan ke pengadilan.

Andrei Medvedev, yang melintasi perbatasan Rusia-Norwegia pada 13 Januari, mengatakan dia menyaksikan pembunuhan dan penganiayaan oleh Wagner terhadap narapidana Rusia, yang dibawa ke Ukraina untuk berperang bagi kelompok tersebut.

"Banyak yang menganggap saya bajingan, penjahat, pembunuh," kata Medvedev (26), seperti melansir Reuters 2 Februari.

"Pertama-tama, berulang kali, dan sekali lagi, saya ingin meminta maaf, dan meskipun saya tidak tahu bagaimana itu akan diterima, saya ingin meminta maaf."

"Ya, saya bertugas di Wagner. Ada beberapa momen (dalam cerita saya) yang tidak disukai orang, saya bergabung dengan mereka sama sekali, tetapi tidak ada yang terlahir pintar," ujarnya.

Medvedev mengatakan, dia telah memutuskan untuk berbicara "guna membantu memastikan pelaku dihukum dalam kasus-kasus tertentu, dan saya akan mencoba memberikan kontribusi saya, setidaknya sedikit."

Dia mengutip satu kejadian di mana dirinya menyaksikan dua orang yang tidak ingin melawan, ditembak mati di depan narapidana yang baru dibebaskan yang telah terdaftar di Wagner.

Ilustrasi tentara Wagner Group. (Twitter/@Archer83Able)

Ditanya tentang insiden lain yang dia saksikan, dia mengatakan tidak dapat mengomentarinya pada tahap ini, karena penyelidikan polisi Norwegia tentang kejahatan perang sedang berlangsung.

Kripos, dinas polisi kriminal nasional Norwegia, yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kejahatan perang, mulai menanyai Medvedev tentang pengalamannya di Ukraina.

Ia berstatus sebagai saksi dan tidak dicurigai apapun selain penyeberangan perbatasan ilegal. Medvedev mengatakan, dia tidak menyembunyikan apa pun dari polisi, menambahkan "Saya tidak melakukan kejahatan apa pun, saya hanya seorang pejuang".

Di Wagner, Medvedev mengatakan dia memimpin pasukan, menerima perintah dari komandan peleton dan merencanakan misi tempur. Dia mengatakan, dia melihat "tindakan keberanian dari kedua belah pihak".

Lebih jauh Medvedev mengungkapkan, dia khawatir dirinya bisa dieksekusi oleh orang-orang di sisinya kapan saja.

"Hal yang paling menakutkan? Menyadari bahwa ada orang yang menganggap diri mereka sebagai rekan Anda, dan yang bisa datang dan membunuh Anda dalam sekejap, atau atas perintah seseorang," jelas Medvedev.

"Orang-orangmu sendiri. Itu mungkin hal yang paling menakutkan," ungkapnya.

Medvedev meninggalkan Wagner setelah kontrak empat bulannya berakhir, kendati atasannya meminta ia bekerja lebih lama.

Dikatakannya, ia melarikan diri dari Rusia bulan lalu melewati perbatasan Arktik, memanjat melalui pagar kawat berduri dan menghindari patroli perbatasan dengan anjing, mendengar penjaga Rusia melepaskan tembakan saat dia berlari melalui hutan dan melewati sungai beku yang memisahkan kedua negara.

Lahir di wilayah Tomsk di Siberia, dia ditempatkan di panti asuhan ketika berusia sekitar 12 tahun, setelah kematian ibunya dan kehilangan sang ayah.

Medvedev mengungkapkan, dia direkrut militer Rusia pada tahun 2014 saat masih berusia 18 tahun. Ia bertugas di Brigade Lintas Udara ke-31 yang berbasis di Ulyanovsk.

"Itu adalah penempatan pertama saya di Donbas," kenang Medvedev, menolak memberikan rincian lebih lanjut.

Konflik di timur Ukraina dimulai pada 2014, setelah seorang presiden pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan Ukraina, dibalas Rusia dengan mencaplok Krimea.

Ilustrasi tentara Wagner Group. (Twitter/@Archer83Able)

Sementara, separatis yang didukung Rusia di Donbas, terdiri dari Donetsk dan Luhansk, berusaha melepaskan diri dari kendali Kyiv.

Medvedev mengatakan dia telah menjalani beberapa hukuman penjara, termasuk satu untuk perampokan, dan ketika dia keluar dari penjara terakhir kali, dia memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Wagner, pada Juli 2022.

Dituturkannya, ia tidak direkrut langsung dari penjara, tetapi memilih bergabung karena menyadari kemungkinan besar dia akan dimobilisasi dalam angkatan bersenjata reguler Rusia.

Medvedev menandatangani kontrak empat bulan dengan gaji bulanan sekitar 250.000 rubel (3.575 dolar AS). Dia menyeberang ke Ukraina pada 16 Juli, katanya, dan bertempur di dekat Bakhmut.

"Itu kacau. Jalan menuju Artemovsk dipenuhi mayat tentara kami," tuturnya, menggunakan nama tempat Rusia untuk menyebut Bakhmut.

"Kerugiannya berat. ... Saya melihat banyak teman meninggal," getirnya.

Sebuah laporan khusus yang diterbitkan oleh Reuters pekan lalu menemukan sebuah kuburan di Rusia selatan, tempat pemakaman bagi para narapidana yang telah direkrut oleh Wagner untuk berperang di Ukraina.

Terpisah, Grup Wagner mengatakan Medvedev telah bekerja di "unit Norwegia" dan telah "menganiaya tahanan".

"Hati-hati, dia sangat berbahaya," kata kelompok itu dalam pernyataan email kepada Reuters, mengulangi komentar sebelumnya yang dibuat oleh pendiri grup itu Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, tentang Medvedev.