Terinspirasi Berita di Facebook, Ibu di Solok Bikin Laporan Palsu Soal Penculikan Anaknya ke Polisi
SUMBAR - Gempar kabar penculikan anak di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Polsek Gunung Talang menyatakan kasus penculikan siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) itu hanya rekayasa.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gunung Talang AKP Aam Hermanto mengatakan, anggotanya telah mengungkap peristiwa tersebut bohong belaka usai melakukan penyelidikan berdasarkan laporan yang masuk.
AKP Aam bilang, dari pemeriksaan lapangan pihaknya tidak menemukan petunjuk atau bukti yang bisa mengonfirmasi adanya dugaan penculikan terhadap anak itu.
Awal Mula Laporan Rekayasa
Dia menuturkan, kejadian penculikan ini diketahui dari adanya laporan dari ibu berinisial IM (30) yang mengaku anaknya bernama Arly Putra Mafito (11) hilang. Mengutip Antara, IM melapor ke Polsek Gunung Talang pada Selasa 31 Januari pagi.
Berdasarkan laporan ibu korban, sang anak yang sedang bermain tiba-tiba dibawa ke dalam mobil Green Max warna hitam.
Penculikan anak itu, kata dia, terjadi di Huller Mawan Simpang Ria, Jorong Sungai Rotan, Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada Senin 30 Januari.
Masih berdasarkan pengakuan ibu korban, mobil yang menculik anaknya berhenti di kawasan Nagari Selayo. Korban disebutnya bisa melarikan diri dari pengawasan tersangka yang sedang beristirahat.
Korban pun berjalan menuju Nagari Cupak sekitar pukul 21.00 WIB, hingga ditemukan di depan SMA N I Talang dalam keadaan sehat.
Baca juga:
Namun setelah polisi melakukan penyelidikan, ternyata kejadian tersebut hanya laporan bohong. Kepada polisi, ibu korban akhirnya mengakui apa yang dilaporkannya ke Polsek Gunung Talang hanyalah rekayasa.
IM dan suaminya meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang telah menyaksikan berita rekayasa penculikan anaknya tersebut sehingga mengakibatkan masyarakat Sumbar, khususnya di Kabupaten Solok, menjadi panik.
Ia mengaku terpancing dengan isu-isu penculikan anak yang saat ini marak terjadi dan dilihat di media sosial (medsos) Facebook.
"Saya melihat video di Facebook yang viral tentang penculikan anak. Anak saya juga bilang diculik orang, oleh karena itu saya ke sekolah mengatakan hal serupa," tandasnya.