Nyaris Merenggang Nyawa di Lintasan, Romain Grosjean Tak Kapok Balapan di F1

JAKARTA - Romain Grosjean tengah fokus pada debutnya di balap ketahanan. Namun, ia mengaku belum sepenuhnya ingin menuntaskan karir di Formula One (F1) yang membesarkan namanya.

Pebalap 36 tahun itu tengah menikmati kesuksesan di musim pertamanya bersama tim Andretti Autosport di kompetisi IndyCar. Romain bahkan finis di urutan ke-13 klasemen dan sukses meraih meraih podium di Long Beach.

Situasi positif ini membuatnya tak terlalu bersemangat mencari tempat kosong di kompetisi F1. Meski demikian, dia mengaku segala kemungkinan bisa saja terjadi.

"Satu hal yang saya pelajari tahun lalu adalah jangan pernah mengatakan tidak pernah," katanya dikutip dari Daily Mail pada Rabu, 1 Februari.

Sebelumnya, dia pernah mengatakan tak ingin mengikuti balapan IndyCar di Amerika Serikat (AS). Namun pada akhirnya, takdir justru membawanya ke ajang tersebut.

"Saya mengatakan kepada istri saya bahwa saya tidak akan pernah tinggal di AS dan saya tidak akan pernah balapan di seri AS dan saya tidak akan pernah melakukan Indy 500. Tapi ternyata saya telah melakukan ketiganya," jelas Romain.

"Jadi saya pikir itu hanya ungkapan ‘Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan’. Sekarang, saya menikmati berada di IndyCar."

"Saya senang bisa melakukannya bersama Lamborghini IMSA untuk balapan ketahanan. Ini adalah keseimbangan yang tepat untuk saya," jelas pebalap Prancis itu.

Romain Grosjean kemudian menyinggung kecelakaan yang dialaminya pada lap pertama balapan F1 Grand Prix Bahrain 2020. Saat itu dia masih membela Haas.

Kecelakaan tersebut nyaris saja merenggut nyawanya. Dia masih berada di dalam kokpit saat mobilnya terbakar.

Kecelakaan itu kemudian menandai akhir karirnya di kompetisi F1 sekaligus membuat namanya semakin dikenang

'Saya tidak peduli. Itu (kecelakaan) bagian dari karir saya; itu bagian dari hidup saya,” tuturnya.

“Terutama di AS, karena penonton Formula 1 sangat baru, banyak orang mengingat kecelakaan itu, dan mereka belum pernah melihat podium saya pada 2012 dan 2013," lanjut mantan pebalap Renault itu.

Kendati punya kenangan buruk, tapi Grosjean menyebut F1 merupakan kompetisi berkesan baginya. Ia pun tak menutup kemungkinan kembali kesana tapi dengan beberapa syarat yang sudah ditentukan.

"F1 tetap menjadi puncak motorsport. Jadi ya, jika ada kesempatan mengapa tidak (kembali mencoba). Yang pasti, dengan syarat jika Andretti berhasil masuk F1, itu juga akan membuat mereka (tim pabrikan) memiliki banyak pekerjaan seperti Haas," kata Grosjean.