Pemerintah Hemat Devisa Rp122 Triliun dari Implementasi Biodiesel

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun dari implementasi biodiesel sepanjang tahun 2022.

"Devisa yang berhasil dihemat di tahun 2022 sebesar Rp122,65 triliun atau 8,34 miliar dolar AS," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kantornya, Selasa, 31 Januari.

Sepanjang tahun 2022, kata Arifin, realisasi penggunaan biodiesel mencapai 10,45 juta kiloliter (KL) atau lebih dari target yang ditetapkan sebelumnya, yakni sebesar 10,1 juta KL.

"Di tahun 2022, realisasi biodiesel kita mencapai 10,45 juta KL. Kita targetkan di 2023 mencapai 13 juta KL. Insya Allah di bulan Februari program B35 segera diimplementasikan," tambah Arifin.

Sebelumnya, Direktur Bioenergi Edi Wibowo, menyampaikan bahwa Pemerintah akan meningkatkan prosentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30 persen menjadi 35 persen mulai tanggal 1 Februari 2023.

Dengan implementasi ini, Indonesia sekali lagi menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis Biodiesel.

Pada kesempatan itu, Edi menyampaikan, target penyaluran biodiesel di tahun 2023 sebesar lebih dari 13,15 juta KL, yang diperkirakan akan menghemat devisa sekitar 10,75 miliar dolar AS atau setara Rp161 triliun.

Asal tahu saja, program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.