Kim Jong-un Merayakan Tahun Baru dengan Berziarah Kubur ke Makam Pendahulunya

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyambut Tahun Baru 2021 dengan mengunjungi makam ayah dan kakeknya, yang merupakan pemimpin Korut terdahulu. Sebelumnya, ia juga menandai awal tahun dengan mengirim sepucuk surat untuk warganya.

Mengutip Reuters, Jumat 1 Januari 2021, dalam surat yang ia tulis, Kim Jong-un mengucapkan terima kasih kepada orang-orang karena telah mempercayai dan mendukung Partai Buruh, yang berkuasa di Korut. Ia berterima kasih karena orang-orang telah mendukung Partai bahkan di masa-masa sulit. 

Kim Jong-un sebelumnya meminta maaf karena gagal memenuhi janji perbaikan ekonomi dan atas kesulitan yang dialami warga akibat sanksi internasional. Perbaikan ekonomi juga sulit dikarenakan langkah-langkah ketat yang bertujuan untuk mencegah wabah COVID-19. 

"Di tahun baru juga, saya akan bekerja keras untuk membawa lebih awal era baru di mana cita-cita dan keinginan rakyat kita akan menjadi kenyataan," kata Kim Jong-un dalam surat tersebut. 

Pemerintah Korut mengklaim negara tertutup tersebut tidak memiliki kasus COVID-19. Namun, para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) mengatakan itu tidak mungkin. 

Salah satu buktinya, ekonomi Korut tertekan oleh kuncitara dan perbatasan yang diberlakukan sebagai upaya mencegah wabah COVID-19. Bukti lainnya, menurut media Korut, terdapat kerumunan orang yang mengenakan masker di konser dan pertunjukan kembang api di alun-alun utama, Pyongyang untuk merayakan tahun baru. 

Ziarah kubur

Sementara itu, pada tengah malam pergantian tahun, Kim Jong-un serta para pemimpin senior lainnya mengunjungi Istana Matahari Kumsusan, di mana jenazah ayah dan kakeknya --penguasa Korut sebelumnya-- terbaring di bawah kaca.

Kim Jong-un juga didampingi oleh delegasi  Kongres Partai kedelapan, pertemuan politik langka yang akan diadakan pada awal Januari. Bersama-sama para pemimpin dan delegasi "mengeraskan janji teguh mereka untuk memuliakan Kongres Partai sebagai titik balik dalam perkembangan Partai dan revolusi," kata KCNA.

Pemimpin diktator tersebut diharapkan menggunakan kongres untuk mengumumkan rencana ekonomi lima tahun yang baru, membuat perubahan kepemimpinan, dan membuat pernyataan politik lainnya.