Kasus HIV Tinggi, Dinkes Bengkulu Jemput Bola Lakukan Tes di Lokalisasi dan Tempat Hiburan Malam

BENGKULU - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pada 2023 melaksanakan pemeriksaan atau tes Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS di lokasi-lokasi khusus seperti di lokalisasi, lembaga pemasyarakatan dan tempat hiburan malam guna menekan penyebaran virus tersebut.

"Untuk menghindari adanya peningkatan kasus HIV di Bengkulu, kami terus melakukan pemeriksaan di tempat khusus seperti lokalisasi dan lainnya," kata Plt Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Meli Puspasari di Bengkulu, Antara, Senin, 30 Januari. 

Hal tersebut dilakukan sebab penderita HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu rata-rata menyerang beberapa kelompok seperti ibu rumah tangga (IRT) pengguna narkotika, psikotropika dan obat berbahaya (napza), waria dan pekerjaan seks komersial.

Meli menyebutkan bahwa tingginya kasus HIV di Bengkulu, disebabkan karena pola pergaulan anak muda yang bebas dan tidak menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seksual.

Sejak Januari hingga Desember 2022, pihaknya menemukan kasus HIV/AIDS di lima wilayah di Provinsi Bengkulu sebanyak 142 kasus dan 14 orang yang meninggal dunia akibat HIV.

"Sepanjang 2022 kami mencatat sebanyak 142 kasus HIV yang ditemukan dan 14 orang meninggal dunia karena terlambat diobati," ujarnya.

Untuk kasus HIV yang meninggal dunia disebabkan karena penderita tidak memeriksakan kesehatan sehingga mengalami komplikasi dan terlambat mendapatkan pengobatan.

Menurut Meli, lima wilayah yang ditemukan kasus HIV yaitu di Kota Bengkulu sebanyak 108 kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan dua kasus, Kabupaten Utara tiga kasus.

Kemudian di Kabupaten Kepahiang sekitar empat kasus dan Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 23 kasus, sedangkan untuk kasus yang meninggal dunia berasal dari Kota Bengkulu yaitu enam kasus dan Kabupaten Rejang Lebong yaitu delapan kasus.

Meli mengimbau masyarakat yang terinfeksi virus HIV dan AIDS untuk tidak menutup dan membatasi diri serta dapat bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat yang terinfeksi mendapatkan penanganan medis sedini mungkin dari tenaga kesehatan.

Serta mendapatkan obat ARV yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan diberikan secara gratis untuk pasien guna menekan virus HIV/AIDS di Indonesia, termasuk di Provinsi Bengkulu.