Peneliti Ungkap Empat Gen Penting yang Mempengaruhi Ukuran Tubuh Paus

JAKARTA - Keluarga mamalia laut paus, mulai dari paus biru, paus sirip, paus kepala busur, paus abu-abu hingga paus bungkuk diketahui merupakan hewan terbesar yang hidup saat ini, dengan paus biru adalah makhluk terbesar yang pernah diketahui di Bumi bahkan dikatakan melebihi dinosaurus.

Bagaimana mamalia laut yang luar biasa ini menjadi begitu besar? Sebuah studi baru mengeksplorasi dasar-dasar genetik gigantisme pada paus, mengidentifikasi empat gen yang tampaknya memainkan peran penting.

Gen-gen tersebut, kata para peneliti, tak hanya membantu dalam mendorong ukuran besar tetapi juga dalam mengurangi konsekuensi merugikan, termasuk risiko kanker yang lebih tinggi dan hasil reproduksi yang lebih rendah.

Cetacea, kelompok mamalia laut yang mencakup paus, lumba-lumba dan porpoise, berevolusi sekitar 50 juta tahun yang lalu dari nenek moyang berbasis darat yang mirip serigala yang termasuk dalam kumpulan mamalia yang disebut artiodactyls, mencakup mencakup sapi, babi, domba dan banyak lainnya saat ini.

"Ukuran tubuh adalah hasil kompleks dari banyak gen, jalur serta proses fisik dan ekologis," kata ahli genetika Mariana Nery dari Universidade Estadual de Campinas (UNICAMP) di Brasil, salah satu penulis studi yang diterbitkan pada Hari Kamis di jurnal 'Scientific Reports', melansir Reuters 19 Januari.

Ilustrasi paus. (Unsplash/Vivek Kumar)

"Hasil kami termasuk yang pertama mempelajari gigantisme pada cetacea dari perspektif molekuler," tandasnya.

Studi tersebut berfokus pada tujuh spesies paus yang panjangnya melebihi 33 kaki (10 meter). Enam adalah paus balin, yang memakan mangsa kecil menggunakan sistem penyaring mulut yang melibatkan pelat balin yang terbuat dari zat yang sama yang ditemukan di kuku manusia. Paus sperma adalah paus bergigi yang berburu mangsa besar seperti cumi-cumi raksasa.

Diketahui, paus biru dapat mencapai panjang sekitar 100 kaki (30 meter), paus sirip sekitar 80 kaki (24 meter), paus sperma dan kepala busur sekitar 60 kaki (18 meter), paus bungkuk dan kanan sekitar 50 kaki (15 meter) serta paus abu-abu sekitar 45 kaki (13,5 meter).

Setelah menilai sembilan gen termasuk beberapa yang terkait dengan peningkatan ukuran tubuh pada mamalia lain, para peneliti menemukan bahwa empat gen bernama GHSR, IGFBP7, NCAPG dan PLAG1, tampaknya menjadi terkenal selama evolusi paus besar.

GHSR adalah gen yang terlibat dalam pelepasan hormon pertumbuhan melalui kelenjar hipofisis, berat badan, metabolisme energi, nafsu makan, dan penumpukan lemak. Ini juga terkait dengan pengendalian proliferasi sel dan kematian sel terprogram.

Sementara, IGFBP7 adalah gen yang terlibat dalam mendorong pertumbuhan dan pembelahan sel. Ada bukti bahwa ia bertindak sebagai penekan kanker pada tumor prostat, payudara, paru-paru dan kolorektal.

Ilustrasi paus. (Unsplash/guille pozzi)

Berikutnya, NCAPG, gen yang terkait dengan pertumbuhan pada manusia, kuda, keledai, sapi, babi, dan ayam, terkait dengan peningkatan ukuran tubuh, penambahan berat badan, proliferasi sel, dan siklus hidup sel.

Terakhir, PLAG1, gen yang terkait dengan pertumbuhan tubuh pada sapi, babi, dan domba, terlibat dalam pertumbuhan embrio dan kelangsungan hidup sel.

"Gigantisme dalam garis cetacea saat ini baru-baru ini, diperkirakan sekitar 5 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, ada hewan dengan ukuran besar, seperti Basilosaurus, tetapi ini pengecualian, dan sebagian besar cetacea panjangnya tidak melebihi 10 meter," jelas penulis utama studi Felipe Andre Silva, yang mengerjakan penelitian sambil meraih gelar masternya di bidang genetika dan biologi molekuler di UNICAMP.

"Gigantisme dapat membawa beberapa keuntungan seperti peluang yang lebih rendah untuk dimangsa dan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan makanan," tambah Silva.

Diketahui, Basilosaurus, predator puncak bergigi dari sekitar 40 juta tahun yang lalu, adalah paus purba terbesar yang diketahui. Silsilah paus balin berasal dari sekitar 36 juta tahun yang lalu, mulai dari ukuran yang sederhana.

"Evolusi cetacea adalah kisah yang fantastis, karena hewan besar dan karismatik ini menarik perhatian banyak orang," ujar Nery.

"Tetapi di luar rasa ingin tahu yang ditimbulkannya, hewan-hewan ini dapat mengajari kita banyak hal tentang proses evolusi itu sendiri. Dan paus telah terbukti menjadi model yang sangat menarik untuk memahami bagaimana keanekaragaman hayati dihasilkan, membantu menjawab pertanyaan mendasar dalam biologi evolusioner," tandasnya.