Bagikan:

JAKARTA - Gorila dan simpanse merupakan dua jenis primata yang sering dianggap sebagai “saudara jauh” manusia. Dikatakan demikian sebab hampir 97-98 persen DNA gorila dan simpanse identik dengan DNA manusia. 

Meski memiliki materi genetik hampir sama, namun sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Yale Amerika serikat menemukan bahwa perbedaan signifikan antara kedua primata tersebut terletak pada bagian otak. 

Para peneliti universitas merumuskan bahwa beberapa bagian di otak manusia mengandung pola aktivitas gen manusia yang berkontribusi pada kemampuan kognitif. Ini yang tidak dimiliki oleh primata meski hampir semua wilayah otak manusia memiliki ciri khas molekuler yang sangat menyerupai simpanse dan gorila.

(Petr Ganaj/Pexels)

"Otak manusia tiga kali lebih besar, memiliki lebih banyak sel dan karena itu lebih banyak memproses tenaga daripada simpanse dan monyet," ujar Andre M.M Sousa, peneliti postdoktoral dari laboratorium ilmuwan saraf Nenad Sestan dikutip dari Science Daily, Jumat 21 Januari.

"Namun ada juga perbedaan kecil antara spesies tersebut, yaitu bagaimana sel individu berfungsi dan membentuk koneksi," imbuh pria yang merupakan penggagas utama penelitian ini.

Wilayah otak yang jadi pembeda antara manusia dan primata ada pada bagian striatum yakni wilayah yang berkaitan erat dengan gerakan. Perbedaan juga ditemukan dalam wilayah otak kecil. Selain itu, para peneliti juga menemukan satu gen bernama ZP2 yang hanya aktif dalam serebelum manusia.

(David Atkins/Pexels)

Sousa dan Ying Zou, wakil ketua penelitian juga memfokuskan diri pada gen TH yang berfungsi menghasilkan hormon dopamin. Keduanya menemukan bahwa TH terdapat dalam korteks otak dan striatum manusia tapi tidak dengan Simpanse.

“Kemungkinan besar gen TH ini dulunya ada pada primata, namun telah hilang dan muncul kembali dalam garis keturunan manusia,” terang Sousa.

(Italo Melo/Pexels)

Terakhir, dalam penelitian ini juga menemukan gen MET pada manusia yang lebih tinggi ekspresinya dibandingkan dengan gorila dan simpanse. Gen ini berhubungan erat dengan penyebab spektrum autisme.

Untuk karakteristik fisik, gorila dan simpanse memiliki kesamaan pada ukuran tangan yang lebih panjang dibanding kaki. Tubuh kedua primata ini pun berbulu, kecuali di bagian jari, wajah, ketiak, telapak tangan maupun kaki.

Selain itu, Simpanse dapat berjalan tegak dengan dua kaki saat membawa barang dengan kedua tangannya. Sedangkan Gorila berjalan dengan kedua kaki dengan bantuan kedua baku tangan dan kepalan tangan. Ini membentuk sebuah pergerakan yang disebut knuckle-walking atau berjalan dengan buku jari.