Melalui Festival Budaya Tionghoa di Medan, Kemenparekraf Harapkan Adanya Pergerakan Wisnus dan Wisman
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyebut, Festival Budaya Tionghoa dapat menjadi unique selling point dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Medan, terlebih tradisi dan adat istiadat Tionghoa di daerah tersebut masih sangat kental.
"Saya merasa tertantang hari ini untuk bisa mengenal lagi budaya Tionghoa Indonesia. Mungkin tidak belajar bahasanya, karena ini bahasa tersulit di dunia dan butuh waktu untuk belajar. Akan tetapi, untuk lebih mengenal sejarah, budaya dan akulturasinya di Indonesia," kata Angela lewat keterangan resminya, Sabtu, 28 Januari.
Festival Budaya Tionghoa diinisiasi oleh Masyarakat Indonesia Tionghoa Sumatra Utara (MITSU) dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek dan merupakan salah satu perayaan masyarakat Tionghoa yang masih terjaga hingga kini di Indonesia.
Perayaan Tahun Baru Imlek memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa. Dalam perayaan tersebut, ada sejumlah tradisi menarik dan unik, seperti tradisi "Lo Hei" yang menyajikan santapan Yusheng atau salad ikan segar.
Yusheng akan diaduk secara bersama-sama dengan keluarga. Kemudian, setiap anggota keluarga mengambil salad ikan dan mengangkatnya dengan sumpit tinggi-tinggi. Semakin tinggi sumpit, maka akan semakin baik juga peruntungan yang dapat terkabul.
Baca juga:
- Bunga KUR Super Mikro Turun Jadi 3 Persen, Pengamat: Tepat di Tengah Gelombang PHK
- Pemerintah Antisipasi Lonjakan Pangan Jelang Akhir Tahun, Pakar IPB: Harga Naik saat Paceklik Wajar, Tapi Jangan Impor Beras
- Peluang Besar, Pengamat: Ekonomi Digital yang Inklusif Mampu jadi Tulang Punggung Perekonomian
- Sawit RI Masih Bakal Mendominasi Pasokan Minyak Nabati Global 2023
Wamenparekraf Angela berkesempatan untuk melakukan tradisi Lo Hei yang dihadirkan dalam Festival Budaya Tionghoa. Selain Lo Hei, festival ini dimeriahkan pertunjukkan barongsai, kecapi, hingga wushu.
Melalui Festival Budaya Tionghoa yang digelar untuk kedua kalinya, Angela berharap Kota Medan bisa menjadi penyumbang pergerakan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, yang mana target yang harus dicapai Kemenparekraf pada tahun sebesar 3,5 juta-7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara.
"Saya titip pesan, kenapa pariwisata dan ekonomi kreatif? Karena dengan pariwisata ekonomi akan semakin merata. Dengan pariwisata, ada pergerakan orang, pergerakan uang, dan ada pergerakan konsumsi. Jadi, kami harus mendukung pariwisata, agar semakin sehat," imbuhnya.