Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, harga tiket pesawat di Indonesia tercatat paling mahal kedua di dunia.

Di tingkat global, tingginya harga tiket maskapai udara di Indonesia hanya kalah dari Brasil. Sementara di ASEAN, Indonesia adalah negara yang rata-rata harga tiket pesawatnya paling mahal.

Terkait hal tersebut, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan, persoalan tingginya harga tiket pesawat di Indonesia masih dalam tahap pembahasan. Pasalnya, kata dia, pembahasannya melibatkan banyak kementerian.

"Ini semuanya masih dalam batas pembahasan, jadi belum selesai. Karena ketika berbicara komponen kenapa tiket mahal, itu juga melibatkan berbagai kementerian. Makanya dibawah orkestrasi Kemenko Marves," ujar Nia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 15 Juli.

Nia menambahkan, dalam pembahasan mengenai tingginya harga tiket pesawat di dalam negeri juga ada isu-isu lainnya yang turut dibahas seperti, ada kebijakan impor dan soal pajak.

"Kemudian juga mungkin Angkasa Pura karena ada pajak-pajak yang harus kami bayar juga, (salah satunya) pajak pertambahan nilai (PPN). Jadi, ini semua masih berproses," katanya.

Dia menilai, sampai saat ini pembahasan tersebut masih terus berlanjut dan meminta publik untuk sabar menanti hasilnya. "Sabar. Jadi, belum bisa banyak yang kami sampaikan," ucap Nia.

Meski begitu, kata Nia, Kemenparekraf akan selalu siap untuk mempromosikan apabila nantinya ada penerbangan-penerbangan baru di Indonesia. Menurut dia, ini merupakan tugas Kemenparekraf untuk mencapai target pergerakan wisatawan nusantara atau wisnus dan wisatawan mancanegara (wisman).

"Yang jelas kalau Kemenparekraf itu pasti akan mempromosikan jika ada flight-flight yang baru, karena untuk kami ketika ada penambahan frekuensi ini akan mempermudah dalam pencapaian target pergerakan wisnus maupun wisman," tutur dia.

Lebih lanjut, Nia menilai bahwa transportasi merupakan salah satu elemen utama dalam kegiatan kepariwisataan. "Kemenparekraf selalu hadir di dalam pembahasan tiket yang melibatkan berbagai kementerian ini. Paling enggak kami pasti promosi," imbuhnya.