Diperintah PM Malaysia, Menlu Panggil Dubes Swedia terkait Pembakaran Al Quran

JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta Menteri Luar Negeri Zambry Abdul Kadir untuk memanggil Duta Besar Swedia untuk Malaysia terkait aksi pembakaran salinan Al Quran oleh pemimpin sayap kanan yang terjadi di Swedia baru-baru ini.

Hal tersebut ia sampaikan saat berbicara di acara peluncuran buku bertajuk “Pengetahuan, Tradisi, dan Peradaban: Esai untuk Menghormati Prof Osman Bakar” di Kuala Lumpur, Kamis, 26 Januari.

Anwar merespons aksi pembakaran salinan Al Quran yang baru-baru ini terjadi di Swedia adalah degradasi kemanusiaan dan nilai-nilai yang ada.

Karenanya Anwar Ibrahim meminta kepada Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Swedia dan menyampaikan rasa jijik mereka terhadap perbuatan membakar salinan Al Quran yang terjadi di negara tersebut.

Dalam pernyataan persnya dilansir ANTARA, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia menyebutkan memanggil Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Swedia di Kuala Lumpur  untuk menegaskan kembali kecaman keras Pemerintah Malaysia atas tindakan keji Rasmus Paludan membakar salinan Al-Quran di Stockholm pada 21 Januari 2023.

Kementerian menyampaikan keberatan dan kekecewaan Malaysia terhadap otoritas Swedia yang terus menerus menolak untuk mengambil tindakan, yang memungkinkan Paludan untuk melakukan aksinya, termasuk insiden serupa pada April 2022, meskipun ada protes keras dari komunitas internasional.

Kementerian mendesak pihak berwenang Swedia untuk melakukan langkah-langkah serius untuk memerangi segala bentuk kekerasan dan kebencian terhadap Islam di negara tersebut, karena hal itu akan merusak semangat hidup berdampingan secara damai di antara masyarakat multi-agama jika Islamofobia dan xenofobia terus berlanjut.

Sementara itu, Kemenlu mencatat sesi pengarahan yang diselenggarakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Swedia Jan Knutsson pada 23 Januari 2023 di Kementerian Luar Negeri Swedia, yang dihadiri pula oleh perwakilan Kedutaan Besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Stockholm, termasuk Malaysia.

Kemenlu Malaysia, dalam pernyataannya lebih lanjut mendesak inisiatif konkrit oleh Pemerintah Swedia untuk mengarahkan posisi mereka dalam menghormati komunitas Muslim secara keseluruhan.

Menurut keterangan tersebut, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Swedia di Kuala Lumpur mencatat protes Pemerintah Malaysia dan akan menyampaikannya ke Stockholm.