Korban Tewas Wabah Kolera di Malawi Tembus 1.000 Orang, Menteri Kesehatan Imbau Kehati-hatian Penanganan Jenazah
JAKARTA - Wabah kolera di Malawi terus menyebar dan menyebabkan 30.621 kasus, rekor tertinggi di negara itu, dengan korban jiwa tembus 1.000 orang, kata Menteri Kesehatan Khumbize Chiponda Hari Rabu.
Sebagian besar kematian terjadi di dua kota utama Lilongwe dan Blantyre, di mana anak-anak baru saja kembali ke kelas setelah sekolah menunda pembukaan untuk mencoba menahan penyebaran.
Menteri Chiponda mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menangani jenazah korban kolera sebelum pemakaman.
"Orang yang meninggal karena kolera mungkin dimandikan oleh anggota keluarga yang kemudian menyiapkan pesta pemakaman… Wabah kolera biasanya mengikuti pesta ini," jelasnya, melansir Reuters 26 Januari.
Lebih jauh, Menteri Chiponda meminta orang-orang untuk menggunakan prosedur dekontaminasi yang tepat dengan klorin dan kantong mayat plastik.
Diketahui, kolera secara teratur menyerang negara Afrika bagian selatan selama hujan dari November hingga Maret, tetapi ada lonjakan kontaminasi yang luar biasa tinggi selama dan setelahnya. Korban tewas tahunan biasa adalah sekitar 100.
Baca juga:
- Polisi Spanyol Tangkap Pria yang Diduga Pelaku Teror Bom Paket, Terkait dengan Rusia?
- AS Kirim 31 Tank M1 Abrams ke Ukraina, Rusia Sebut Buang-buang Uang dan akan Dihancurkan
- Susul Jerman, Amerika Serikat Setujui Pengiriman 31 Tank M1 Abrams ke Ukraina
- Puncak Gelombang Wabah COVID-19 di China, Kasus Infeksi Tembus 7 Juta dan 4 Ribu Orang Meninggal Dalam Sehari
"Kumulatif kasus dan kematian yang dikonfirmasi sejak awal wabah adalah 30.621 dan 1.002, masing-masing dengan tingkat kematian kasus sebesar 3,27 persen," terang Menteri Chiponda.
Pejabat kesehatan mengatakan pekan lalu, sejumlah klinik di negara itu yang menerima 2,7 juta dosis vaksin kolera di bawah program WHO, telah kehabisan persediaan vaksin. Kementerian Kesehatan menolak mengomentari situasi stok vaksin saat dihubungi Reuters.