8 Kecamatan di Bireuen Aceh Terendam Banjir, 4.665 Warga Mengungsi
JAKARTA - Banjir di Kabupaten Bireuen, Aceh, mengakibatkan ribuan warga mengungsi. Banjir yang terjadi usai hujan mengguyur sejak Sabtu, 21 Januari ini merendam delapan kecamatan di Bireuen.
Kedelapan kecamatan tersebut ialah, Kecamatan Peudada, Kecamatan Jeunib, Kecamatan Sp Mamplam, Kecamatan Peulimbang, Kecamatan Peusangan Selatan, Kecamatan Kota Juang, Kecamatan Samalanga dan Kecamatan Pandrah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mencatat, sebanyak 4.364 kepala keluarga atau 9.386 warga yang tinggal di delapan kecamatan terdampak banjir. 1.443 kepala keluarga atau 4.665 warga diantaranya mengungsi ke tempat lebih aman.
"Banjir juga merendam 4.364 unit rumah warga dan delapan hektar sawah dengan ketinggian muka air bervariasi antara 25 hingga 100 centimeter," ujar Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu, 22 Januari.
Abdul Muhari menyebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen dan tim gabungan langsung melakukan penanganan dengan menuju lokasi terdampak untuk melakukan kaji cepat, evakuasi warga dan memberikan bantuan logistik.
Sementara itu, masih terdapat peringatan dini potensi terjadinya hujan dengan itensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang pada hari ini dan Senin, 23 Januari untuk sebagian wilayah Provinsi Aceh.
Karenanya, Abdul Muhari mengimbau kepada warga masyarakat dan pemerintah daerah khususnya yang berada di wilayah rawan bencana banjir untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
"Cara yang dapat dilakukan dengan rutin membersihkan saluran air agar tidak tersumbat oleh sampah, menyiapkan jalur evakuasi dan tim siaga bencana tingkat desa atau kampung, selain itu agar selalu memperoleh informasi cuaca secara aktual dari lembaga yang berwenang," jelas dia.
Baca juga:
"Jika terjadi hujan menerus selama lebih dari satu jam dan jarak pandang terbatas kurang dari 100 meter, maka masyarakat sekitar daerah aliran sungai dan lereng tebing agar evakuasi mandiri untuk mengurangi risiko terdampak banjir atau tanah longsor," tutupnya.