Korea Selatan Cabut Aturan Masker Mulai 30 Januari, PM Han Duck-soo: Infeksi Baru Terus Menurun

JAKARTA - Korea Selatan akan mencabut aturan penggunaan masker untuk sebagian besar tempat umum dalam ruangan mulai akhir bulan ini, Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan pada Hari Jumat, meskipun aturan masih tetap berlaku untuk transportasi dan fasilitas medis.

Pencabutan aturan masker akan mulai berlaku pada 30 Januari, kata PM Han, dalam langkah terbaru pelonggaran aturan COVID-19 seiring tanda-tanda perlambatan kasus baru.

"Jumlah infeksi baru setiap hari terus menurun dan meskipun ada kekhawatiran atas lonjakan kasus di China, situasi di sini terkendali tanpa masalah besar," terang PM Han, melansir Reuters 20 Januari.

Pelonggaran aturan masker ditambah dengan liburan yang akan datang dapat mengakibatkan lonjakan kasus baru untuk sementara, PM Han memperingatkan, mendesak otoritas kesehatan untuk tetap waspada, terutama bagi mereka yang lebih rentan terhadap infeksi.

Pengumuman Hari Jumat tepat tiga tahun setelah Korea Selatan melaporkan wabah pertama infeksi COVID pada 20 Januari 2020

Sementara, mengutip Korea Times, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan, saat ini level COVID-19 berada di peringkat kedua dari sistem pengendalian infeksi empat tingkat.

Pencabutan aturan masker secara keseluruhan dimungkinkan, jika penyakit berada di level terendah.

Ilustrasi COVID-19 di Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Sharon Hahn Darlin)

Tetapi, Kepala KDCA Jee Young-mee mengatakan, aturan penggunaan masker dapat diberlakukan kembali, jika muncul varian yang berpotensi lebih mematikan.

Terpisah, pakar medis menilai, penghapusan persyaratan masker tidak mungkin berdampak drastis pada situasi virus saat ini.

"Seperti yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir, meski aturan masker di luar ruangan dicabut, banyak orang masih dengan sukarela memakainya di jalanan," terang Jung Jae-hun, profesor kedokteran di Gachon Medical Center.

"Terlepas dari langkah-langkah yang dilonggarkan, saya yakin orang-orang masih akan memakai masker di fasilitas dalam ruangan untuk saat ini, jadi tampaknya sangat tidak mungkin kita akan melihat peningkatan infeksi secara tiba-tiba," tandasnya.

Profesor Jung menambahkan, negara itu sekarang harus lebih fokus pada strategi berkelanjutan, karena virus corona diperkirakan akan beredar tanpa batas waktu, membawa serta gelombang intensitas yang bervariasi selama beberapa tahun ke depan.

Diketahui, Korea Selatan telah membatalkan sebagian besar tindakan pencegahan terkait pandemi, tetapi tetap mempertahankan aturan isolasi tujuh hari bagi mereka yang dites positif COVID-19.

Selain itu, Negeri Ginseng juga memerintahkan tes COVID-19 untuk pelancong yang datang dari China, setelah Beijing mencabut kebijakan nol-COVID dan penguncian yang ketat.