Pengalaman Sedih Menkes Budi Gunadi, Kapok Berobat di Rumah Sakit Bogor
BOGOR - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menceritakan pengalaman sedihnya saat membawa ibunya berobat ke rumah sakit di Bogor karena fasilitas rumah sakit belum memadai.
Hal itu diutarakan Menkes Budi Gunadi saat Peresmian Gedung Blok I dan IV RSUD Kota Bogor, Kamis 19 Januari. Ia mengenang masa lalu ketika ibunya pasien stroke dan kehilangan waktu penanganan cepat medis.
Menkes Budi Gunadi bercerita, ketika ibunya awal terserang stroke secepatnya merujuk ke salah satu rumah sakit milik negara. Hanya saja, rumah sakit itu belum dilengkapi Computed Tomography Scan atau CT Scan.
"Pengalaman ketika ibu saya kena stroke. Waktu itu masih direktur Bank Mandiri dan (ibu) saya dirujuk ke rumah sakit punya TNI. Sampainya di sana gak ada CT scan. Jadi tidak bisa diperiksa," cerita Menkes Budi Gunadi.
Budi pun meminta penanganan ibunya dipindah ke PMI Bogor. Sampainya di PMI, alat CT scan terbatas lalu harus mengantre, akibat penanganan terlambat ibunya mengalami cacat.
Budi memaparkan, penyakit stroke itu penyakit terbesar dari kematian, 350 ribu setahun dan orang yang kena stroke 65 persen cacat, 20 persen meninggal, dan 15 persen bisa selamat.
"Jadi ibu saya cacat. Habis (peristiwa) itu, saya kapok berobat di rumah sakit Bogor. Ketika ayah ibu saya kena kanker, bawa saja ke RS Jakarta. Karena saya tahu, pengalaman ibu saya kehilangan golden priod saat pengobatan stroke," kenangnya.
Hal itu juga yang mendasari Budi saat ditunjuk menjabat Menteri Kesehatan melakukan transformasi besar-besar bidang kesehatan, khususnya layanan kesehatan.
Pembangunan fasilitas penunjang kesehatan ini, lanjut Budi dilakukan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kota/kabupaten.
Baca juga:
- Dapat Pinjaman 300 Juta Dolar Atasi TBC, Menkes Budi Sadikin: Banyak Program Terhenti Selama Pandemi
- Tarif Kapitasi BPJS Kesehatan Naik, Menkes Klaim Bisa Tingkatkan Kualitas Layanan
- Kemenkes Terbitkan Edaran Antisipasi Saling Klaim Penanganan Dokter Spesialis di Rumah Sakit
- Menkes yang Bangga dengan Efek Positif dari Transformasi Kesehatan
Kata dia, secara bertahap pemerintah akan melengkapi 514 Kabupaten/kota agar bisa melakukan intervensi kesehatan mulai penanganan penyakit jantung, stroke, hingga kanker.
"Tiga penyakit yang paling banyak korbannya di Indonesia. Jantung, stroke sama kanker. Kita mau memastikan 514 Kabupaten/kota bisa memberikan layanan dasar dan sekarang sekitar 55 persen dari jumlah rumah sakit," tambah Menkes Budi Gunadi.