Apa itu PIE di Wajah? Post-Inflammatory Erythema Disebabkan 6 Faktor Ini
YOGYAKARTA – Setelah jerawat hilang, kulit biasanya berwarna kemerahan dan teksturnya berubah. Istilah teknis untuk menyebut kondisi kulit kemerahan meradang karena jerawat, adalah post-inflammatory erythema atau disingkat PIE.
Post-inflammatory erythema, terjadi ketika peradangan terjadi pada jerawat dan memicu peningkatan serta pelebaran pembuluh darah. Biasanya membuat kulit tampak merah karena konsentrasi pembuluh darah meningkat. Selain itu, kemerahan umum menyertai peradangan dan juga berkontribusi pada terbentuknya PIE. Jenis jerawat yang menyebabkan PIE adalah jerawat papula dan pustula. Kalau jerawat komedonal, seperti komedo hitam dan putih, bukan penyebab PIE.
PIE intensitasnya mungkin akan berbeda. Kadang warnanya akan memudar, tetapi tak sedikit berwarna merah lebih gelap, jelas Marisa Garshick, MD., dokter kulit bersertifikat dilansir Byrdie, Rabu, 18 Januari. Penyebab post-inflammatory erythema, di antaranya, sebagai berikut.
1. Produksi minyak alami kulit lebih banyak
Seseorang dengan kulit rentan berjerawat, umumnya memiliki jumlah produksi minyak alami kulit lebih banyak. Minyak ini menyebabkan penumpukan pada folikel dan menyumbat saluran penyebab jerawat. Selain itu, kulit berjerawat juga memiliki kadar asam lemak lebih rendah dan squalene serta wax ester lebih tinggi. Kedua faktor ini diyakini berkontribusi terhadap jerawat.
2. Bakteri
Meskipun semua jenis kulit memiliki bakteri, tetapi kulit rentan berjerawat memiliki bakteri P. acnes lebih tinggi daripada yang lain. Bakterni jenis ini memakan kelebihan minyak dan menyebabkan peradangan, kemerahan, hingga infeksi. Di samping itu, bakteri ini juga menyebabkan jerawat saat mencerna minyak yang terperangkap. Ini menyebabkan limbah asam lemak menyebabkan iritasi, radang, dan kemerahan pada kulit.
3. Memakai produk skincare yang keras
Jika Anda pernah menggunakan produk keras yang tidak cocok dengan kulit Anda, kemungkinan besar Anda mengalami iritasi dan kemerahan sebagai akibatnya.
“Meskipun ada banyak perawatan untuk jerawat, penting untuk tidak berlebihan dan menghindari sabun keras dan scrub abrasif yang dapat menyebabkan iritasi kulit yang dapat memperparah kemerahan dan eritema pasca inflamasi,” kata Garshick.
Rekomendasinya, hindari menggunakan terlalu banyak bahan aktif pada saat yang bersamaan agar tidak mengganggu pelindung kulit dan menyebabkan iritasi berlebih.
4. Memencet jerawat
Memencet jerawat dapat meningkatkan risiko PIE karena dapat memicu peradangan lebih parah dan membentuk jaringan parut, jelas Garshick. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa sebaiknya hindari menyentuh kulit yang sedang berjerawat, tidak peduli seberapa besar keinginan untuk mengeluarkan isi jerawat.
5. Faktor hormon
Perubahan kadar hormon dapat menyebabkan jerawat. Ketika kadar testosteron tinggi, minyak diproduksi lebih banyak. Selain itu, siklus menstruasi bulanan, sindrom ovarium polikistik, perimenopause, dan menopause adalah pemicu jerawat yang dilatarbelakangi perubahan hormon.
6. Kulit mati menumpuk
Faktor keenam yang menyebabkan PIE, adalah tidak melakukan eksfoliasi atau pengangkatan sel kulit mati secara rutin. Kelebihan minyak dapat memperparah tersumbatnya dinding folikel dan berkontribusi menahan sel kulit mati.
Baca juga:
Itulah penjelasan tentang apa itu PIE di wajah dan faktor yang berkontribusi membentuknya. Untuk mengatasinya, dokter kulit mungkin merekomendasikan skincare mengandung niacinamide untuk mengontrol minyak dan mencegah jerawat. Untuk lebih personalized lagi, Anda perlu berkonsultasi pada dokter kulit tentang mana skincare yang tepat dalam mengatasi post-inflammatory erythema.