Bagikan:

YOGYAKARTA - Hiperpigmentasi merupakan masalah kesehatan kulit yang kerap dikeluhkan oleh banyak orang. Meski umumnya tidak menimbulkan efek berbahaya, namun hiperpigmentasi bisa mengganggu penampilan. Kondisi ini bikin penderitanya jadi tidak percaya diri (pede) ketika beraktivitas maupun bertemu orang lain. Lantas apa itu hiperpigmentasi kulit dan penyebabnya?

Jika ada bagian kulit Anda yang terlihat lebih gelap dari area lainnya atau muncul bercak gelap, maka bisa jadi Anda mengalami hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi bisa muncul dengan warga cokelat, hitam, atau abu-abu. Masalah kulit ini bisa terjadi pada salah satu area tubuh, ataupun meluas ke beberapa bagian lainnya. 

Hiperpigmentasi memang tidak menimbulkan rasa sakit maupun gatal, tapi membuat penderitanya tidak nyaman dengan penampilannya. Untuk menghindari dan mencegah kondisi ini, Anda perlu tahu apa itu hiperpigmentasi dan cara mengatasinya.

Apa Itu Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi adalah kondisi ketika muncul bercak gelap pada kulit, sehingga tampak lebih gelap dibandingkan bagian lainnya. Hiperpigmentasi kulit bisa terjadi saat tubuh menghasilkan zat melanin dalam jumlah berlebihan. Zat melanin merupakan zat pigmen yang menciptakan warna kulit tubuh. 

Bercak gelap hiperpigmentasi kulit bisa berukuran kecil atau besar, serta dapat meluas ke seluruh bagian tubuh. Biasanya hiperpigmentasi terjadi di wajah, leher, lengan, dan bagian tubuh lainnya. Berdasarkan area munculnya bercak, ada dua jenis hiperpigmentasi. 

Bisa saja seseorang mengalami hiperpigmentasi focal atau hiperpigmentasi luas. Hiperpigmentasi focal terjadi hanya pada satu area kulit. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh paparan sinar matahari. Sementara hiperpigmentasi luas terjadi pada beberapa bagian kulit. Umumnya penyebab hiperpigmentasi jenis ini adalah karena efek samping pemakaian obat-obatan. 

Penyebab Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi kulit bisa terjadi karena beberapa penyebab, mulai dari paparan sinar matahari, peradangan kulit, penggunaan obat-obatan tertentu, penuaan kulit, hemokromatosis, dan lainnya. Berdasarkan faktor pemicunya, hiperpigmentasi kulit terbagi dalam beberapa jenis umum berikut ini:

  • Melasma: Hiperpigmentasi kulit jenis ini terjadi karena paparan sinar matahari. Selain itu, kondisi hiperpigmentasi ini juga bisa disebabkan karena kehamilan. 
  • Lentigo: Hiperpigmentasi ini terjadi karena paparan sinar matahari dan penyakit bawaan, seperti sindrom Peutz-Jeghers.
  • Drug-Induced Hyperpigmentation: Hiperpigmentasi ini terjadi karena efek samping penggunaan obat-obatan atau pemakaian bahan kimia tertentu. 
  • Post-Inflammatory Hyperpigmentation: Hiperpigmentasi ini terjadi karena cedera pada kulit, seperti peradangan kulit, luka bakar, atau reaksi alergi. 

Cara Mengatasi Hiperpigmentasi

Bagi Anda yang mengalami hiperpigmentasi tidak perlu cemas berlebihan. Masalah kesehatan ini masih bisa ditangani dengan sejumlah cara. Berikut ini tips mengatasi hiperpigmentasi kulit yang bisa Anda terapkan:

Memakai Krim Pelembab

Penderita hiperpigmentasi dapat memakai krim pelembab untuk mengatasi bercak gelap. Anda bisa membeli krim pelembab yang dijual bebas ataupun krim dari resep dokter. Kandungan hidroquinon dan tretinoin cukup efektif membantu mencerahkan kulit. Selain itu, kandungan gliserin, asam hyaluronic, dan retinol berperan meningkatkan regenerasi kulit. 

Menggunakan Vitamin C dan Asam Kojic

Berdasarkan sejumlah penelitian, krim atau salep yang mengandung vitamin C dan asam kojic dapat mencerahkan sekaligus mengurangi hiperpigmentasi. Kombinasi kandungan tersebut dapat menghambat enzim tirosinase yang bekerja dalam pembentukan melanin. 

Menjalani Laser atau Chemical Peeling

Cara lain mengatasi hiperpigmentasi adalah dengan laser ataupun chemical peeling. Jadi apabila sudah diobati dengan krim tapi belum hilang, maka Anda bisa menerapkan treatmen ini. 

Demikianlah ulasan mengenai apa itu hiperpigmentasi kulit dan penyebabnya. Bagi Anda yang mengalami kondisi ini, bisa menerapkan sejumlah langkah di atas untuk mengatasinya. Namun apabila hiperpigmentasi sudah menimbulkan gejala kemerahan, rasa panas, hingga sakit dan gatal, maka sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan ke dokter. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.