71 Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Yeti Airlines Berhasil Ditemukan: Satu Penumpang Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok
JAKARTA - Tim penyelamat menggunakan pesawat tak berawak untuk menjelajahi jurang yang dalam pada Hari Selasa, mencari seorang penumpang terakhir yang masih dinyatakan hilang dalam kecelakaan penerbangan pesawat Yeti Airlines di Nepal.
Medan yang sulit di sekitar ngarai seluas 200 meter (650 kaki) dan cuaca buruk, menghambat upaya penyelamatan di dekat kota wisata Pokhara, tempat pesawat turboprop ATR 72 milik Yeti Airlines yang membawa 72 orang jatuh pada Hari Minggu sebelum mendarat.
Pencarian dihentikan seiring dengan datangnya malam dan akan dilanjutkan pada Hari Rabu, kata Tek Bahadur K.C, seorang pejabat tinggi distrik menerangkan.
"Ada kabut tebal di sini sekarang. Kami mengirim personel SAR menggunakan tali ke ngarai di mana bagian pesawat jatuh dan terbakar," jelas pejabat polisi di Pokhara Ajay K.C sebelum pencarian dihentikan, melansir Reuters 17 Januari.
Tim penyelamat telah mengumpulkan apa yang tampak seperti bagian tubuh manusia dan mengirimnya untuk tes DNA, kata Ajay, tetapi upaya pencarian akan berlanjut sampai semua 72 penumpang dan awak berhasil diketemukan.
"Ada anak kecil di antara penumpang," ungkapnya.
Tim pencari menemukan 68 mayat pada hari kecelakaan, sementara dua mayat ditemukan pada Hari Senin sebelum pencarian dihentikan.
Satu jenazah lagi telah ditemukan pada Selasa sore, kata Prakash Pokhrel, koordinator operasi penyelamatan resmi di bandara Kathmandu.
Terpisah, seorang pejabat bandara mengatakan 48 jenazah dibawa ke ibu kota Kathmandu pada Selasa dan dikirim ke rumah sakit untuk diautopsi. Sementara 22 jenazah diserahkan kepada keluarga di Pokhara.
Tayangan televisi menunjukkan kerabat yang menangis menunggu jenazah orang yang mereka cintai di luar rumah sakit di Pokhara.
"Kami telah kehilangan begitu banyak nyawa yang berharga, dan ini terjadi berulang kali di Nepal," kata Ram Bahadur K.C., paman kapten penerbangan Kamal K.C.
"Ini adalah kerugian yang tidak bisa diperbaiki," lirihnya.
Sementara itu, Tulsi Kandel, yang bekerja di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tribhuvan di Kathmandu, mengatakan perlu waktu hingga seminggu untuk menyelesaikan otopsi.
Baca juga:
- Duta Besar Indonesia untuk Italia Muhammad Prakosa Meninggal Dunia di Roma
- Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius Dinanti PR Pengiriman Tank Leopard ke Ukraina dan Modernisasi Militer
- Rekomendasikan China Pantau Kematian Akibat COVID-19, WHO: Penting untuk Pemahaman Komprehensif
- Italia Tangkap 'Godfather Terakhir', PM Meloni: Kami Bisa Memberitahu Anak-anak, Mafia Dapat Dikalahkan
Diberitakan sebelumnya, pesawat Yeti Airlines yang mengangkut 72 awak dan penumpang jatuh di Pokhara di Nepal, kecelakaan udara terburuk dalam tiga dekade di negara kecil Himalaya itu.
Mengutip situs Aviation 24, armada Yeti Airlines yang mengalami kecelakaan merupakan pesawat jenis ATR 72-500 dengan nomor registrasi 9N-ANC dengan nomor penerbangan YT601 antara Kathmandu dan Pokhara.
Pesawat itu terbang dari ibu kota Kathmandu ke Pokhara, kota terpadat kedua di negara itu dan pintu gerbang ke Himalaya, lapor media pemerintah The Rising Nepal. Pokhara terletak sekitar 129 kilometer di sebelah barat Kathmandu.