Wagub DKI Maklumi Masih Ada Keterlambatan Pelaporan Kasus COVID-19

JAKARTA - Kasus COVID-19 di DKI terus meningkat, bahkan sempat bertambah lebih dari angka 2.000 dalam satu hari. Tingginya kasus baru dalam beberpa hari terakhir akibat terdapat ratusan data kasus yang terlambat dilaporkan dari berbagai laboratorium TCR seperti rumah sakit swasta atau BUMN.

Meski keterlambatan pelaporan data mengakibatkan angka kasus baru harian menjadi tidak akurat, namun Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria memaklumi hal tersebut.

"Memang ada beberapa dari tempat lain yang datanya terlambat, sehingga itu yang kami sebut rapelan. Yang harusnya data disetor hari ini, ternyata yang disetor hari ini sudah beberapa hari sebelumnya, sehingga menumpuk. Tapi, kami tidak ingin juga menyalahkan," kata Riza di Balai Kota DKI, Senin, 28 Desember malam.

Selain itu, tingginya pertambahan kasus virus corona di Jakarta juga disebabkan tingginya jumlah pemeriksaan spesimen harian. Kini, DKI mampu memeriksa hingga 12 ribu spesimen dalam satu hari. 

Riza mengklaim jumlah pemeriksaan spesimen dalam satu pekan di Ibu Kota ini mencapai sembilan kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, Riza berharap dalam waktu mendatang keterlambatan pelaporan data kasus COVID-19, baik di laboratorium rumah sakit atau fasilitas kesehatan BUMD, BUMN, hingga swasta tak lagi terulang. "Mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi," ungkap Riza.

Sebagai informasi, masa libur akhir tahun belum usai, namun angka kasus COVID-19 di DKI Jakarta telah menunjukkan kenaikan. Dalam lima hari terakhir, kasus baru di Ibu Kota hampir menyentuh angka 2.000 tiap harinya.

Pemprov DKI memiliki alasan tertentu yang menyebabkan kasus harian melonjak, yakni keterlambatan pelaporan data. Pada Senin, 28 Desember, terdapat 1.678 kasus baru di DKI. Sebenarnya, hanya terdapat 1.272 kasus baru. Namun, ada 406 kasus yang terlambat dilaporkan.

Pada Minggu, 27 Desember, terdapat 1.997 kasus baru di DKI. Sebenarnya, pada hari itu hanya terdapat 1.509 kasus baru. Namun, ada akumulasi data 488 kasus yang terlambat dilaporkan.

Kasus baru di DKI pada Sabtu, 26 Desember pun begitu. Terdapat 2.058 kasus konfirmasi positif baru yang tercatat di Ibu Kota. Tapi, data kasus baru tidak murni terjadi pada hari Sabtu. Terdapat akumulasi data sebanyak 199 kasus dari 1 laboratorium RS BUMN, tanggal 24 Desember 2020 yang baru dilaporkan.