Jangan Percaya Isu Gempa dan Tsunami di Maluku, Lebih Baik Waspada dengan Bangunan Retak
JAKARTA - BMKG Stasiun Geofisika Ambon membantah informasi yang beredar terkait isu gempa dan tsunami di laut Banda Maluku, pascagempa berkekuatan M 7,5 mengguncang Maluku pada Selasa 10 Januari kemarin.).
"Informasi yang beredar di masyarakat tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut," Kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) Stasiun Geofisika Kelas I Ambon Djati Cipto Kuncoro, di Ambon, Rabu 11 Januari.
Ia mengatakan, peristiwa tsunami dan longsoran bawah laut merupakan dampak bahaya ikutan dari gempa bumi.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, di mana dan berapa kekuatan gempa bumi yang akan terjadi.
"Terkait informasi yang beredar bukan resmi dari BMKG, tetapi mengutip dari berbagai sumber yang mengatasnamakan institusi tertentu," katanya dikutip Antara.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau agar menghindar dari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
Baca juga:
- PDIP Sebut PJ Gubernur Heru Tak Perlu Ikut Campur Perencanaan Formula E Jakarta Tahun 2023
- ERP Dinilai Lebih Efektif Dibanding Aturan Ganjil Genap di Jakarta
- Pesta Selma, Merek Gula hingga Jagung: Deretan Kode yang Beredar di Sosial Media Brasil Sebelum Penyerbuan Ibu Kota
- Warga Jambi dan Solok Selatan yang Dekat Gunung Kerinci Diimbau Pakai Masker Cegah Hirup Abu
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.
Masyarakat diharapkan untuk mengikuti perkembangan informasi resmi kebencanaan yang dikeluarkan oleh BMKG, BPBD, TNI/Polri, dan aparat pemerintah setempat.