Capai Rp37,78 Triliun, Penjualan Piringan Hitam Ungguli CD untuk Kali Pertama dalam 35 Tahun

JAKARTA - Piringan hitam (vinyl) terjual lebih banyak dari CD untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, menurut angka yang dirilis oleh Entertainment Retailers Association (ERA).

Penjualan musik secara keseluruhan meningkat tiga persen pada tahun 2022 menjadi hampir 2 miliar poundsterling atau sekira Rp37,78 triliun. Ini merupakan angka tertinggi sejak tahun 2003 dan hampir dua kali lipat dari titik terendah mereka pada tahun 2013.

Menurut angka yang dipublikasikan, penjualan fisik memang turun sedikit sebesar 3,8 persen menjadi 280,4 juta poundsterling (Rp5,29 triliun), tetapi diratakan karena format vinyl menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan sementara CD menurun.

Penjualan album vinyl tumbuh 11 persen menjadi 150,5 juta poundsterling, sementara penjualan album CD, sebaliknya, turun 17,4 persen menjadi 124 juta poundsterling (Rp2,34 triliun). Ini kali pertama penjualan vinyl melampaui nilai CD sejak 1987.

Seperti catatan Music Week, angka awal berbeda dengan angka pasar BPI (Business Process Improvement) sendiri, karena mereka memantau pendapatan penjualan ritel yang dilacak oleh Official Charts Company daripada unit.

"Kami mendekati periode penting," kata CEO ERA Kim Bayley dalam sebuah pernyataan. “Berkat investasi dan kecerdikan layanan streaming di satu sisi dan kepada pengecer fisik yang telah mendorong kebangkitan vinyl di sisi lain, musik dapat mencapai nilai penjualan ritel melebihi 2 miliar poundtserling (Rp5,29 triliun) untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

“Musik harus bagus untuk menarik perhatian orang, tetapi pengalaman membeli dan konsumsilah yang pada akhirnya membujuk orang untuk memasukkan tangan mereka ke dalam saku.”

Harry's House milik Harry Styles adalah album terlaris tahun ini dan menelurkan penjualan / streaming single terbesar pada lagu As It Was.

Rilisan besar lainnya untuk penjualan album fisik meliputi Midnights-nya Taylor Swift dan The Car dari Arctic Monkeys.