2 Varian COVID-19 yang Merebak di China Terdeteksi di Malaysia
JAKARTA - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mendeteksi dua varian utama COVID-19 yang sedang merebak di China juga ada di negara tersebut.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah dalam keterangannya, mengatakan hingga 31 Desember 2022 lalu terdapat 4.148 kasus infeksi BA.5.2 dan tiga kasus infeksi BF.7.
Sekitar 80 persen kasus COVID-19 di China saat ini merupakan infeksi dari varian BA.5.2. dan BG.7. Varian-varian tersebut tergolong sublineage Omicron BA.5 dan belum digolongkan sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM) yaitu varian tersebut sedang diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dia mengatakan belum ada data yang dapat mengaitkan peningkatan jumlah kasus infeksi atau kematian dengan kedua varian COVID-19 tersebut.
Namun demikian, menurut dia, sebagaimana dilansir ANTARA, Senin, 2 Januari, kedua varian tersebut diyakini dapat menyebabkan reinfeksi atau mempunyai tingkat penularan yang lebih tinggi mengingat jumlah kasus di China yang tinggi.
KKM, kata dia, akan meninjau kembali situasi saat ini dari waktu ke waktu ketika ada perubahan signifikan yang pada gilirannya memerlukan perubahan strategi kesehatan masyarakat. Hal itu akan segera diumumkan oleh WHO kepada seluruh negara anggota serta masyarakat umum.
Baca juga:
- Sandiaga Tegaskan Lagi Masih Kader Gerindra, Hubungannya di Internal Harmonis
- Jawaban Jokowi Ditanya Reshuffle Kabinet: Ya Tunggu Saja
- KPK Ingatkan 2023 Tahun Rawan Korupsi Karena Banyak yang Cari Amunisi Jelang Pemilu
- Kelompok Bersenjata Serang Penjara di Perbatasan Meksiko: 14 Orang Tewas, 13 Terluka dan 24 Melarikan Diri
Sementara itu, Menteri Kesehatan Malaysia Zaliha Mustafa memberikan perhatian serius terhadap kebimbangan masyarakat dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 di China, serta larangan yang dibuat untuk wisatawan dari negeri tirai bambu tersebut di sejumlah negara.
Dia mengatakan dengan mengacu pada informasi yang sudah ada, vaksin COVID-19 efektif untuk memberikan perlindungan dari gejala yang buruk akibat infeksi varian tersebut. Karena itu, KKM meminta masyarakat yang telah menerima dosis booster pertama lebih dari enam bulan lalu agar dapat mengambil dosis booster kedua dan tidak menunggu vaksin bivalen.
Saat ini KKM mencatat 49,8 persen saja rakyat Malaysia yang telah mendapatkan vaksin dosis penguat pertama dan hanya 1,9 persen saja yang mengambil vaksin dosis penguat kedua.