Paparan Pemerintah soal Ketakutan Warga Natuna terhadap Virus Corona
JAKARTA - Sebanyak 238 WNI dari Wuhan, China, dievakuasi ke Natuna. Masyarakat Natuna melayangkan protes dan takut mereka terjangkit virus corona yang berasal dari Wuhan.
Pemerintah memastikan keamanan kesehatan di Natuna dari virus corona. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugiharto mengatakan, WNI yang berasal dari China ditempatkan di lokasi khusus di Natuna. Mereka ditempatkan di hanggar milik TNI AU yang sudah dimodifikasi.
Dalam hanggar itu, terdapat tenda-tenda dan kamar untuk WNI tersebut. Mereka dipisah sesuai jenis kelamin dan hubungan kekerabatan. Tenda tersebut terdiri dari dua lapisan.
"238 WNI yang dilakukan dievakuasi, ditempatkan di hanggar yang sudah disiapkan dengan modifikasi-modifikasi tertentu," ucap Anung di Jakarta, Senin, 3 Februari.
Baca juga:
Selain itu, sirkulasi udara pada hanggar juga diatur sesuai dengan kebutuhan medis. Kemudian, jarak antara hanggar dengan pemukiman warga cukup jauh.
Selanjutnya, berdasarkan informasi sementara, virus corona tak dapat bertahan lama di udara dan tidak kuat jika terkena suhu di atas 60 derajat atau di bawah 0 derajat. Sehingga, kekhawatiran virus ini menyabar bisa dikurangi.
"Jadi dari sisi kesehatan memastikan bahwa apa yang terjadi, kalau itu sifatnya penyebaran lewat udara tidak akan sampai ke komunitas (masyarakat)," papar Anung.
Sementara, dari sisi sistem keamanan, hanggar tersebut memiliki tiga ring pengamanan. Masing-masing ring hanya bisa dimasuki orang tertentu.
Ring pertama, hanya para tenaga medis yang bisa melakukan kontak dengan WNI tersebut. Sedangkan, ring kedua untuk pihak yang menangani kebutuhan sehari-hari para WNI. Terkahir, ring ketiga merupakan kawasan pemantauan hasil perkembangan observasi.
Sebelumnya diberitakan, Minggu, 2 Februari, 238 WNI diterbangkan dari Wuhan, China, ke di Bandara Hang Nadiem, Batam untuk proses evakuasi. Selanjutnya, mereka diberangkatkan dari sana ke Lanud Raden Sajak di Natuna, Kepulauan Riau. DI Natuna, mereka akan dikarantina selama dua pekan.
Namun, sejumlah warga Natuna menolak wilayah tempat tinggal mereka dijadikan sebagai lokasi observasi virus corona. Akibatnya, warga menggelar aksi unjuk rasa dengan cara berorasi hingga membakar ban.