Pemkot Desak Keraton Surakarta Ambil Langkah Mediasi Selesaikan Konflik Internal
JATENG - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendesak agar konflik yang terjadi di Keraton Surakarta diselesaikan dengan damai dengan segera mengambil langkah mediasi.
"Yang harus dilakukan adalah berdamai dengan keluarga besarnya. Menggalah untuk kemenangan keraton sendiri," kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di Solo, Jateng, Selasa 27 Desember, disitat Antara.
Dengan demikian, kata dia, revitalisasi keraton dapat segera dilakukan.
"Yang untung keraton, bukan kami. Tugas kami adalah mencarikan uang (untuk biaya revitalisasi), kemudian dibangun. Kalau sudah megah nanti untuk pergelaran budaya, adat istiadat, berbagi semuanya," tuturnya.
Menurut dia, kondisi tersebut akan lebih baik dibandingkan saat ini di mana terjadi perpecahan. Selain itu, ia menilai selama ini pihak keraton tidak menghormati pemerintah, baik pusat maupun daerah.
"Dulu Kemendagri ke sana pernah, wantimpres pernah. Tujuannya agar pihak keraton menyusun draf, namun ternyata tidak dijalankan," imbuhnya.
Padahal, menurut dia, tata kelola Keraton Surakarta harus diisi oleh orang-orang profesional.
"Nggak apa-apa tertinggi 'sinuwun' sebagai penguasa, di dalamnya ada sekretaris dan sebagainya. Tapi kan keuangan dari pemerintah, kami tidak mengelola keuangan tanpa kuitansi, uang masuk dan keluar harus 'balance' dan bisa dipertanggungjawabkan," katanya.
Ia mengatakan, jika pihak Keraton Surakarta ingin dibangun seperti halnya Pura Mangkunegaran maka orang-orang di dalamnya harus proaktif.
"Tidak ada gejolak antarkeluarga dulu. (Selama ini) kegiatan kan selalu berseberangan, bahkan tidak memberi tahu pemerintah. Oke itu bagian dari tradisi keraton, tapi kan bisa dikolaborasikan dengan pemerintah. Itu saling menghargai," tuturnya.
Baca juga:
- FX Rudy Sambangi Istana di Tengah Sinyal Reshuffle, PDIP: Jika Diminta Jokowi Masuk Kabinet Harus Konsultasi Megawati
- KPK Terima 4.623 Laporan Dugaan Korupsi Sepanjang 2022, Terbanyak dari Jakarta
- 1 Tower RSDC Wisma Atlet Masih Beroperasi, BNPB: Maunya Kami Segera Ditutup, Bebani Anggaran
- KY Kantongi Nama Lain yang Diduga Ikut Main Kasus di Mahkamah Agung
Ia mengatakan, meski Keraton Surakarta memiliki wilayah sendiri namun tetap di bawah pemerintah Indonesia.
"Ya harus tunduk semuanya, tatanan pemerintahan itu. Kalau bicara budaya itu kewenangan keraton, kalau bicara pemerintahan bahwa dia bagian dari Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon. Jadi harus menghormati tatanan pemerintahan," tandasnya.