Bagikan:

SOLO - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan revitalisasi Keraton Solo masih menunggu kepastian penyelesaian konflik yang melibatkan pihak internal.

"Saya menunggu perintah, disuruh ndandani (membenahi) saya berangkat," katanya dilansir ANTARA, Senin, 2 Januari.

Mengenai konflik tersebut, sebetulnya Pemkot Surakarta dan pihak kepolisian sudah berupaya memediasi. Namun demikian, upaya mediasi tersebut sampai saat ini belum terealisasi mengingat ada pihak yang enggan dimediasi.

"Keraton kemarin dipanggil pak Kapolresta Surakarta nggak datang," katanya.

Karena itu, mengenai revitalisasi keraton, saat ini pihaknya masih fokus pada penataan Pura Mangkunegaran dan menyusul lingkungan sekitar Keraton Solo, yakni kawasan Kelurahan Baluwarti.

"Hal-hal yang bisa saya sentuh saja, nggak bisa ya sudah," katanya.

Meski demikian, hal itu bukan berarti Pemkot Surakarta tidak peduli pada kondisi Keraton Solo. Gibran hanya ingin menunggu perintah dari pihak terkait.

"Bukan ditinggal, aku nunggu perintah saja," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan terkait dengan penataan kawasan Baluwarti dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh.

"Kalau ditata baik, siapa yang nggak suka, abdi dalem rumahnya menjadi lebih layak," katanya.

Teguh mengatakan nantinya penataan akan difokuskan pada rumah-rumah sekitar museum Keraton Solo dan bagian barat Kantor Kelurahan Baluwarti.

"Selain itu, Baluwarti kan tidak bisa dipisahkan dengan alun-alun. Dulu kan itu dibagi dua, ada Kauman dan Kedunglumbu. Sekarang masuknya ke wilayah Baluwarti," katanya.