Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina Dekat Pangkalan Pembom Jarak Jauh, Tiga Tentara Tewas

JAKARTA - Rusia mengatakan telah menembak jatuh pesawat tak berawak Ukraina di dekat salah satu pangkalan udaranya, markas untuk pengebom jarak jauh jauh, di dalam wilayahnya sendiri pada Hari Senin, mengakibatkan tiga personel angkatan udara Rusia tewas dalam insiden tersebut.

Drone itu diduga terbang di dekat Pangkalan Udara Engels Rusia di mana pembom strategis jarak jauh yang mungkin telah digunakan untuk menargetkan kota-kota dan infrastruktur Ukraina berbasis.

Tidak ada pesawat yang rusak dalam insiden itu, kata kementerian pertahanan dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita Rusia, melansir Reuters 26 Desember.

Akun media sosial Rusia dan Ukraina yang tidak diverifikasi melaporkan, sejumlah pesawat telah dihancurkan. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Salah satu dari dua pangkalan pengebom strategis yang menampung kemampuan nuklir pengiriman udara Rusia tersebut, terletak di dekat Kota Saratov, sekitar 730 km (450 mil) tenggara Moskow dan ratusan kilometer dari garis depan di Ukraina.

Tidak ada komentar langsung dari Ukraina, yang tidak pernah secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas serangan di dalam Rusia, menyebutnya "karma" untuk invasi Rusia pada 24 Februari.

Pangkalan udara yang sama diserang awal bulan ini oleh drone Ukraina, kata Rusia saat itu.

"Sebuah kendaraan udara tak berawak Ukraina (drone) ditembak jatuh di ketinggian rendah saat mendekati lapangan terbang militer Engels di wilayah Saratov," kata pernyataan Kementerian Pertahanan, yang diterbitkan pada Hari Senin.

"Tiga prajurit Rusia dari staf teknis yang berada di lapangan terbang terluka parah akibat jatuhnya reruntuhan pesawat tak berawak," sambung pernyataan itu.

Terpisah, Roman Busargin, gubernur wilayah Saratov mengatakan, fasilitas infrastruktur sipil tidak rusak dalam insiden terbaru di pangkalan tersebut, yang menurutnya sedang diselidiki pihak berwenang.

"Sama sekali tidak ada ancaman bagi warga. Fasilitas infrastruktur sipil tidak rusak," singkat Busargin.

Rusia diketahui memiliki 60 hingga 70 pesawat pembom strategis dari dua jenis, Tupolev Tu-95MS Bear dan Tu-160 Blackjack. Keduanya mampu membawa bom nuklir dan rudal jelajah bersenjata nuklir serta amunisi konvensional.

Moskow telah menggunakan angkatan udaranya untuk menembakkan rudal jelajah dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk menurunkan potensi militer Ukraina. Sementara, Kyiv mengatakan serangan semacam itu merupakan kejahatan perang dan menyamakan Rusia dengan negara teroris.

Serangan 5 Desember sebelumnya di pangkalan yang sama, bersama dengan serangan terhadap pangkalan lain, menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan pertahanan udara Rusia dan mengejutkan para komentator Rusia.

Jika Ukraina bisa menyerang sejauh itu di Rusia, itu mungkin juga bisa menyerang Moskow, kata mereka di media sosial.