Google Baru Sadar, ChatGPT Bisa Bunuh Mesin Pencariannya
JAKARTA - Alphabet dilaporkan telah mengeluarkan kode merah karena hasil karya chatbot OpenAI, ChatGPT yang diklaim memicu kekhawatiran atas masa depan mesin pencari Google, Search.
CEO Google Sundar Pichai tampaknya sedang mempersiapkan Google untuk menghadapi ancaman tersebut. Menurut memo internal yang dilihat oleh NYTimes, Pichai dan perusahaan induknya, Alphabet, telah berpartisipasi dalam beberapa pertemuan seputar strategi AI Google dan mengarahkan banyak grup di perusahaan.
Hal ini untuk memfokuskan kembali upaya mereka dalam mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh ChatGPT terhadap bisnis mesin pencarinya itu
Secara khusus, tim di divisi penelitian, kepercayaan, dan keamanan Google, di antara departemen lain, telah dialihkan pekerjaan mereka untuk membantu pengembangan dan peluncuran prototipe dan produk AI.
Beberapa karyawan ditugaskan untuk membangun produk AI yang menghasilkan seni dan grafik, mirip dengan DALL-E OpenAI, yang digunakan oleh jutaan orang.
Namun, belum diketahui pasti apakah produk inti Google, Search akan digantikan oleh sistem AI yang dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.
Laporan tersebut juga menunjukkan Google akan membuat serangkaian pengumuman AI pada Mei tahun depan untuk memenuhi ancaman yang berkembang terhadap model bisnis raksasa pencarian itu.
Baca juga:
- Komisi Pemilihan AS Izinkan NFT untuk Digunakan dalam Penggalangan Dana
- Cara Melihat Riwayat dan Hapus Video TikTok yang Sudah Ditonton
- 53 BTS di Kabupaten Manggarai Timur Sudah Beroperasi, Menkominfo Targetkan Q1 2023 Rampung!
- Meta Bayar Rp11,3 Triliun untuk Selesaikan Kasus Gugatan Class Action Cambridge Analytica
Google telah mendominasi pasar pencarian selama 20 tahun, dan menghasilkan sekitar 90 persen keuntungan Alphabet, kemudian apa pun yang mengancam bisnis yang sangat menguntungkan itu, adalah sesuatu yang mungkin ditakuti oleh Pichai.
Sebelumnya, Pichai mengatakan enggan menyalip ChatGPT karena belum memiliki teknologi yang matang untuk ditampilkan kepada pengguna.
Sebagai informasi yang dikutip dari Business Insider, Senin, 26 Desember, ChatGPT telah mengumpulkan lebih dari 1 juta pengguna lima hari usai peluncuran publiknya pada November lalu. Alat ini dapat menghasilkan jawaban tunggal atas pertanyaan dengan cara percakapan yang manusiawi yakni mengumpulkan informasi dari jutaan situs web.
Banyak pengguna telah meminta chatbot untuk menulis esai perguruan tinggi, memberikan saran pengkodean, dan bahkan berfungsi sebagai terapis.