Diplomat Rusia Sebut Instruktur NATO Harus Keluar Ukraina Sebelum Pembicaraan Dimulai
JAKARTA - Seorang diplomat senior Rusia mengatakan pada Hari Jumat, pembicaraan tentang jaminan keamanan untuk Rusia tidak dapat dilakukan, sementara instruktur NATO dan "tentara bayaran" tetap berada di Ukraina, serta pasokan senjata Barat ke negara itu terus berlanjut.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita milik negara Rusia TASS, Alexander Darchiev, kepala departemen Amerika Utara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan pembicaraan akan prematur "sampai banjir senjata dan pembiayaan untuk (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelensky berhenti, prajurit Amerika dan tentara bayaran atau instruktur NATO ditarik.
Rusia biasanya menyebut sukarelawan asing yang bertempur dengan tentara Ukraina sebagai "tentara bayaran", dan menghukum pejuang asing yang ditangkap karena bertindak seperti itu, melansir Reuters 23 Desember.
Pejabat Rusia semakin menekankan keterbukaan mereka untuk pembicaraan di Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, bahkan saat mereka menekankan, mereka tidak percaya Presiden Zelensky tertarik pada penyelesaian damai.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Singgung Iran saat Kunjungan ke Amerika Serikat, Diplomat Teheran: Kesabaran Ada Batasnya
- Prancis Berencana Rombak Sistem Imigrasi, Penyelundup Manusia Terancam Hukuman Penjara 20 Tahun
- Sempat Tunda Penyerahan Surat Kepercayaan Duta Besar Israel, Presiden Chili Umumkan Rencana Buka Kedutaan di Palestina
- Mantan Kepala Polisi Yongsan Hadiri Sidang Pengadilan Terkait Tragedi Itaewon, Dikenai Tuduhan Kelalaian Profesional
"Pembicaraan juga perlu didahului dengan pengakuan atas realitas yang telah kami tentukan di lapangan," ujarnya, sebuah referensi yang jelas untuk kendali Rusia atas bagian timur dan selatan Ukraina.