Chatbot, Fix Ini Penting Banget Buat Tingkatin Penjualan dan Pelayanan Usaha

YOGYAKARTA - Kalau bicara ‘chatbot adalah’, pasalnya Chatbot adalah perangkat lunak atau program komputer yang mensimulasikan percakapan manusia atau "obrolan" melalui interaksi teks atau suara.

Chatbot Adalah

Pengguna di lingkungan bisnis-ke-konsumen (B2C) dan bisnis-ke-bisnis (B2B) semakin sering menggunakan asisten virtual chatbot untuk menangani tugas-tugas sederhana. 

Menambahkan asisten chatbot mengurangi biaya overhead, menggunakan waktu staf pendukung dengan lebih baik, dan memungkinkan organisasi menyediakan layanan pelanggan selama jam kerja saat agen langsung tidak tersedia.

Mengapa chatbot penting?

Ilustrasi Chatbot (Freepik)

Organisasi yang ingin meningkatkan penjualan atau produktivitas layanan dapat menggunakan chatbot untuk menghemat waktu dan efisiensi, karena chatbot kecerdasan buatan (AI) dapat berkomunikasi dengan pengguna dan menjawab pertanyaan berulang.

Ketika konsumen beralih dari bentuk komunikasi tradisional, banyak ahli memperkirakan metode komunikasi berbasis obrolan akan meningkat. Organisasi semakin banyak menggunakan asisten virtual berbasis chatbot untuk menangani tugas-tugas sederhana, memungkinkan agen manusia untuk fokus pada tanggung jawab lain.

Bagaimana cara kerja chatbot?

Chatbots memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda, baik stateless maupun stateful. Obrolan stateless mendekati setiap percakapan seolah-olah berinteraksi dengan pengguna baru. Sebaliknya, chatbot stateful dapat meninjau interaksi sebelumnya dan membingkai respons baru dalam konteks.

Menambahkan chatbot ke layanan atau departemen penjualan memerlukan pengkodean rendah atau tanpa kode sama sekali. Banyak penyedia layanan chatbot mengizinkan pengembang membangun antarmuka pengguna percakapan untuk aplikasi bisnis pihak ketiga.

Aspek penting dari implementasi chatbot adalah memilih mesin pemrosesan bahasa alami (NLP) yang tepat. Jika pengguna berinteraksi dengan bot melalui suara, misalnya, maka chatbot memerlukan mesin pengenalan suara.

Pemilik bisnis juga harus memutuskan apakah mereka menginginkan percakapan terstruktur atau tidak terstruktur. Chatbots yang dibuat untuk percakapan terstruktur memiliki banyak skrip, yang menyederhanakan pemrograman tetapi membatasi apa yang dapat ditanyakan pengguna. Di lingkungan B2B, chatbot biasanya ditulis untuk menjawab pertanyaan umum atau melakukan tugas sederhana dan berulang. Misalnya, chatbots dapat mengaktifkan perwakilan penjualan untuk mendapatkan nomor telepon dengan cepat.

Bagaimana chatbots berevolusi?

Chatbots seperti ELIZA dan PARRY adalah upaya awal untuk membuat program yang setidaknya untuk sementara dapat membuat orang sungguhan berpikir bahwa mereka sedang berbicara dengan orang lain. Keefektifan PARRY diukur pada awal 1970-an menggunakan versi uji Turing; penguji hanya mengidentifikasi manusia vs. chatbot dengan benar pada tingkat yang konsisten dengan membuat tebakan acak.

Chatbots telah berkembang pesat sejak saat itu. Pengembang membangun chatbot modern pada teknologi AI, termasuk pembelajaran mendalam, NLP, dan algoritme pembelajaran mesin (ML). Chatbots ini membutuhkan data dalam jumlah besar. Semakin banyak pengguna akhir berinteraksi dengan bot, semakin baik pengenalan suaranya memprediksi respons yang sesuai.

Penggunaan chatbot sedang meningkat di pasar bisnis dan konsumen. Saat chatbot meningkat, konsumen tidak perlu bertengkar saat berinteraksi dengan mereka. Antara teknologi canggih dan transisi masyarakat ke komunikasi berbasis teks yang lebih pasif, chatbots membantu mengisi ceruk yang biasa diisi oleh panggilan telepon.

Jenis chatbot

Karena chatbots masih merupakan teknologi bisnis yang relatif baru, perdebatan seputar berapa banyak jenis chatbots yang ada dan industri harus menyebutnya apa.

Beberapa jenis chatbot yang umum adalah sebagai berikut:

Chatbot bernaskah atau balas cepat. Sebagai chatbot paling dasar, mereka bertindak sebagai pohon keputusan hierarkis. Bot ini berinteraksi dengan pengguna melalui pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya yang berkembang hingga chatbot menjawab pertanyaan pengguna.

Mirip dengan bot ini adalah chatbot berbasis menu yang mengharuskan pengguna untuk membuat pilihan dari daftar atau menu yang telah ditentukan sebelumnya, untuk memberi bot pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang dibutuhkan pelanggan.

Chatbot berbasis pengenalan kata kunci. Chatbot ini sedikit lebih kompleks; mereka berusaha mendengarkan apa yang diketik pengguna dan menanggapinya dengan menggunakan kata kunci dari tanggapan pelanggan. Bot ini menggabungkan kata kunci dan AI yang dapat disesuaikan untuk merespons dengan tepat. Sayangnya, chatbot ini berjuang dengan penggunaan kata kunci yang berulang atau pertanyaan yang berlebihan.

Chatbot hibrida. Chatbots ini menggabungkan elemen bot berbasis menu dan pengenalan kata kunci. Pengguna dapat memilih untuk menjawab pertanyaan mereka secara langsung atau menggunakan menu chatbot untuk membuat pilihan jika pengenalan kata kunci tidak efektif.

Chatbot kontekstual. Chatbot ini lebih kompleks dari pada yang lain dan membutuhkan fokus data-sentris. Mereka menggunakan AI dan ML untuk mengingat percakapan dan interaksi pengguna, dan menggunakan memori ini untuk tumbuh dan berkembang seiring waktu. Alih-alih mengandalkan kata kunci, bot ini menggunakan apa yang diminta pelanggan dan bagaimana mereka memintanya untuk memberikan jawaban dan peningkatan diri.

Chatbot berkemampuan suara. Chatbot jenis ini adalah masa depan teknologi ini. Chatbot berkemampuan suara menggunakan dialog lisan dari pengguna sebagai masukan yang mendorong tanggapan atau tugas kreatif. Pengembang dapat membuat chatbot ini menggunakan text-to-speech dan voice recognition API. Contohnya termasuk Amazon Alexa dan Apple Siri.

Jadi setelah mengetahui chatbot adalah, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!