Wapres Ma’ruf Amin Dukung KEK Tanjung Lesung Jadi Wisata Internasional
JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten, yang hak konsesi pengelolaannya ada pada PT Banten West Java Tourism Development Corporation (BWJ), menjadi tujuan wisata internasional.
“Saya sudah bilang bahwa Tanjung Lesung akan dikembangkan menjadi wisata internasional,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menerima Komisaris Utama PT BWJ Setyono Djuandi Darmono, dilansir ANTARA, Rabu, 14 Desember.
Untuk diketahui, sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, maka pengembangannya perlu dibarengi dengan pembangunan infrastruktur secara memadai, seperti jalan tol, bandar udara, marina, hotel, dan sebagainya.
Wapres pun mencatat kebutuhan yang disampaikan BWJ terhadap pembangunan marina untuk diakses kapal-kapal wisata, sebagai moda transportasi alternatif bagi wisatawan mancanegara.
“Marina itu harus menjadi satu kesatuan perencanaan di dalam rangka percepatan pembangunan Banten,” kata Wapres.
Untuk itu, Wapres akan mendorong Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Pelabuhan Indonesia mewujudkan infrastruktur marina tersebut.
“Saya akan bicarakan dengan Menteri BUMN dulu, bahwa itu menjadi bagian dari kepentingan pembangunan. Paling tidak harus diyakinkan bahwa itu penting,” kata Wapres.
Wapres menyampaikan juga akan melakukan dorongan kepada Pemerintah Provinsi Banten yang saat ini tengah merancang berbagai program percepatan pembangunan di Banten.
“Memang Gubernur (Banten) membuat percepatan pembangunan atas berbagai masalah di Banten dan sudah melaporkan kepada saya, termasuk (pemanfaatan lahan) di kanan-kiri tol juga masuk menjadi salah satu program,” tutur Wapres.
Komisaris Utama PT BWJ Setyono Djuandi Darmono menjelaskan, pengembangan KEK Tanjung Lesung telah digagas sejak 31 tahun lalu dengan keunggulan strategisnya ada pada marina. Namun pembangunan fasilitas tersebut belum ditindaklanjuti pemerintah.
Padahal menurutnya, marina menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara, sebab Jakarta-Tanjung Lesung harus ditempuh dalam 5 hingga 7 jam perjalanan darat ketika kondisi macet.
“Begitu Marina jadi, kami juga bangun hotel-hotel. Ditambah lagi arah ke Panimbang, ini nanti sodetannya banyak, ke Malimping, sampai ke Pelabuhan Ratu, akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi ke seluruh daerah dari selatan sampai juga di Jawa Barat selatan yang sangat miskin,” papar Darmono.
Dia menyebutkan perhitungan ekonomi, baik dari sisi pemerintah maupun sisi masyarakat, di mana marina akan dikembangkan di area seluas 40 ha dengan 600 dermaga yang mampu menampung kapal berkapasitas 5.000 penumpang.
“Marina jangan yang tanggung, harus yang paling besar di Asia Tenggara, karena Selat Sunda adalah pintu gerbang Indonesia untuk seluruh Indonesia,” kata Darmono menyarankan.
Baca juga:
- Setelah Motor Listrik, Pemerintah Bakal Beri Insentif Rp80 Juta untuk Pembelian Mobil Listrik
- Wamenkum HAM: Pasal Perzinahan di KUHP untuk Lindungi Masyarakat, Tak Ada Razia-Penggerebekan di Hotel Tanpa Aduan
- Bareskrim Terbitkan Red Notice 2 Tersangka Penyuap AKBP Bambang Kayun
- Kapolri Ingatkan Jajaran Cegah Polarisasi dan Politik Identitas
Di samping itu, Darmono berharap, pembangunan marina ini dapat mendorong perbaikan-perbaikan regulasi di Indonesia. Ia menggambarkan, perizinan bagi wisatawan dari Singapura dengan menggunakan kapal ke Indonesia memerlukan waktu 3 minggu, sebaliknya, cukup 1 jam dari Indonesia ke Singapura.
“Ini (keberadaan marina) akan membuat kita melakukan perbaikan-perbaikan regulasi. Jadi, ini penting, tidak hanya untuk Banten sebenarnya, untuk Indonesia juga,” jelasnya.