18 Desember dalam Sejarah: Julia Butterfly Hill Turun setelah Habiskan Dua Tahun Tinggal di atas Pohon
JAKARTA - Selama 738 hari Julia Butterfly Hill tinggal di sebuah pohon California Redwood setinggi 180 kaki berusia 600 tahun yang dijuluki Luna. Ia tinggal di sana sebagai bentuk penyadaran dunia, bahwa eksistensi hutan purba kian terancam.
Butterfly atau kupu-kupu merupakan nama kecil Julia. Seperti namanya, dia telah mengalami metamorfosis yang hebat dalam hidupnya. Julia dibesarkan dalam keluarga yang sangat religius sebagai putri seorang pendeta evangelis nomaden yang kemudian menetap di Arkansas, Amerika Serikat (AS).
Awal mula kecintaannya pada pohon redwood bisa ditelusuri pada 1996. Saat itu ia mengalami kecelakaan mobil dan mengalami luka parah.
Kemudian selama hampir satu tahun perawatan medis dan pemulihan, Julia punya waktu untuk merenungkan kembali tujuan hidupnya. Dua minggu setelah dibebaskan oleh dokternya, dia menuju ke barat dalam perjalanan mencari jati diri. Dia tidak memiliki tujuan tertentu, tetapi pemandangan pertama pohon redwood kuno membuatnya kagum.
Sejak saat itulah ia mulai menanam kecintaannya kepada lingkungan, khususnya aktivisme untuk melindungi pohon purba tersebut. Makanya, ketika mengetahui keberadaan pohon itu terancam, Julia tak tinggal diam.
"Ketika saya memasuki katedral megah di hutan redwood untuk pertama kalinya, roh saya tahu ia telah menemukan apa yang dicarinya," kata Julia seperti dikutip dari situs pribadinya, juliabutterflyhill.com.
"Saya berlutut dan mulai menangis karena saya begitu kewalahan oleh kebijaksanaan, energi, dan spiritualitas yang ada di kuil paling suci ini," ujarnya.
Perlawanan sipil
Julia, tinggal di atas pohon sejak 10 Desember 1997. Sekitar dua tahun kemudian, tepatnya pada hari ini, 18 Desember 21 tahun silam atau pada 1999 ia baru memutuskan untuk turun.
Perlawanannya yang berani mendapat perhatian internasional untuk masalah konservasi pohon purba redwood berikut masalah keadilan lingkungan dan sosial lainnya. Ia merangkum permasalahan tersebut dalam bukunya yang bertajuk The Legacy of Luna: The Story of a Tree, a Woman, and the Struggle to Save the Redwoods.
Hal mendasar mengapa Julia melakukan hal itu untuk mencegah penebang liar Perusahaan Kayu Pasifik. Dengan dukungan dari pekerja baja dan pemerhati lingkungan, Julia berhasil bernegosiasi secara permanen agar perusahaan dan regulator setempat mau berkomitmen melindungi pohon berumur 1.000 tahun dan hutan di sekitarnya seluas hampir tiga hektar.
Selama tinggal di atas pohon, Julia mengumumkan kepada publik bahwa hanya ada sekitar 3 persen pohon redwood purba yang tersisa. Sementara Perjanjian Hutan Headwaters, yang dibuat pemerintah dan perusahaan Perusahaan Kayu Pasifik atau Laxxam Corporation sama sekali tak memikirkan hal itu. Mereka tidak akan melindungi hutan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya secara memadai menurut Julia.
Baca juga:
Dunia mengenal Julia yang ketika turun berusia 26 tahun, sebagai pahlawan wanita yang bersuara lantang untuk pelestarian lingkungan. Keberanian, komitmen, dan kejelasannya yang dalam dalam mengartikulasikan pesan harapan, pemberdayaan, dan cinta & rasa hormat untuk semua kehidupan, telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.
Setelah Julia kembali ke darat, dirinya berkeliling dunia untuk menceritakan pengalamannya, dan tentang banyaknya pelajaran yang ia dapatkan. Saat itu bukunya menjadi salah satu yang terlaris. Rilis audionya yang bertajuk Spiritual Activation disiarkan hampir di seluruh pelosok negaranya.