Baru Lima Bulan, Telegram Premium Sudah Tembus Satu Juta Pelanggan

JAKARTA - Sudah satu tahun sejak Telegram memulai monetisasi di platformnya. Baru berjalan lima bulan, CEO Telegram Pavel Durov mengumumkan bahwa pengguna Telegram premium sudah mencapai satu juta pelanggan. 

Tidak seperti aplikasi lain, Durov mengatakan Telegram menggunakan pendekatan sadar privasi untuk iklan, di mana perusahaan memutuskan bahwa data pribadi tidak boleh digunakan untuk penargetan dan bahwa pesan yang dipromosikan hanya boleh ditampilkan di saluran satu ke banyak publik. 

"Meskipun demikian, iklan kami telah mengungguli pasar secara signifikan dan menempatkan Telegram di jalur yang stabil menuju keberlanjutan finansial," kata Durov dalam saluran telegramnya Selasa, 6 Desember.

Dengan capaian satu juta pelanggan dalam lima bulan, Durov mengatakan Telegram premium telah menjadi salah satu contoh paling sukses dari rencana berlangganan media sosial yang pernah diluncurkan. 

Meskipun hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan pendapatan Telegram, Telegram Premium tumbuh dengan mantap setiap hari, dan suatu hari bahkan mungkin menyaingi iklan mereka.

Durov terlihat puas dengan hasilnya. Namun, ia mengatakan bahwa timnya saat ini sedang mengerjakan landasan untuk pertumbuhan finansial yang lebih baik untuk Telegram di tahun besok. 

"Masa depan terlihat menarik. Strategi monetisasi tambahan yang saya diskusikan sudah membuahkan hasil, dan fitur yang sedang kami kerjakan sekarang akan menjadi landasan untuk pertumbuhan finansial lebih lanjut untuk Telegram di tahun 2023," ujarnya. 

Karena upaya monetisasinya berhasil, Telegram akan dapat membayar server, lalu lintas, dan gaji yang diperlukan untuk terus membangun fitur baru dan mendukung yang sudah ada. 

"Meskipun beberapa aplikasi lain menganggap penggunanya sebagai alat untuk memaksimalkan pendapatan, kami menganggap pendapatan sebagai alat untuk memaksimalkan nilai bagi pengguna kami," tandasnya.