Antisipasi Babak 'Tos-tosan', Para Pemain Timnas Spanyol Diklaim Sudah Praktik 1000 Penalti Sebelum Tiba di Qatar

JAKARTA - Timnas Spanyol nampaknya sudah bersiap diri jika harus menghadapi situasi adu penalti di Piala Dunia 2022. La Furia Roja sudah melakukan latihan penalti sebelum mereka menginjakkan kaki di Qatar.

Hal ini disampaikan pelatih tim nasional Spanyol Luis Enrique. Dia mengaku memberi para pemainnya pekerjaan rumah berupa mempraktikkan 1.000 penalti demi mempersiapkan diri untuk Piala Dunia.

Tim juara dunia 2010 itu akan berhadapan dengan Maroko pada babak 16 besar. Mereka dibayangi peluang babak tambahan dan penalti pada fase gugur turnamen di Qatar tersebut.

Spanyol mengalahkan Swiss lewat adu penalti saat Euro 2020 tapi mereka tereliminasi lewat mekanisme serupa Italia pada semifinal.

"Satu tahun lalu, di salah satu kamp Spanyol, saya bilang kepada mereka harus tiba di sini dengan sedikitnya mempraktikkan 1.000 penalti," kata Enrique seperti dikutip Antara via AFP, Selasa, 6 Desember.

"Saya harap mereka sudah menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Apabila menunggu hingga tiba di sini untuk mempraktikkan penalti ... (itu tidak akan cukup)," lanjutnya.

Pelatih asal Spanyol itu bersikeras bahwa tendangan penalti bukanlah undian lotere. Menurutnya, itu adalah momen dengan tekanan maksimal.

"Waktu untuk menunjukkan keberanian Anda, dan bahwa Anda bisa menembak penalti dengan cara yang telah Anda putuskan," kata mantan pelatih Barcelona itu.

"Ini sangat menggambarkan setiap pemain. Bisa dilatih, diatur, bagaimana Anda mengatur tekanan. Keberuntungan semakin berkurang- kiper memiliki pengaruh lebih besar."

"Kami memiliki kiper yang sangat baik, tiga-tiganya dapat mengatasi situasi ini dengan baik. Setiap kali kami selesai latihan saya melihat banyak pemain berlatih penalti," lanjutnya.

Sang pelatih Spanyol juga menjawab kritik soal gaya bermain timnya, yang sering memainkan bola di area pertahanan yang sering menimbulkan tekanan di area yang berbahaya.

Hal itu nampak saat mereka kalah dari dengan skor 1-2. Gol pertama Jepang datang setelah tim Eropa itu kehilangan bola di dekat kotak penalti dan Ritsu Doan menjebol gawang mereka.

"Setiap tim memiliki senjata mereka," kata Enrique. "Kami ingin membawa bola sebaik mungkin ke depan. Apabila kami harus memainkan bola panjang, kami akan melakukannya. Interpretasinya harus dilakukan di lapangan."