Terkena Lockup Sentimen, Harga GOTO Jauh di Bawah Konsensus Analis
JAKARTA - Saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mengalami tekanan jual setelah berakhirnya masa lock up pada 30 November 2022, dinilai sejumlah pelaku pasar memberikan peluang bagi investor meraih keuntungan lebih besar di masa mendatang. Pergerakan harga saham yang tidak normal adalah peluang terbaik untuk akumulasi.
Direktur Equator Swarna Capital Hans Kwee menilai, saham GoTo memerah dalam beberapa hari terakhir di tengah isu lock up period yang lebih didorong penjualan investor ritel. Investor lama yang membeli saat IPO biasanya sudah memahami risiko bisnis dan memiliki horizon investasi yang panjang.
"Jadi, menjual saham teknologi di saat minat mulai naik dan cenderung tinggi kurang tepat. Harga saat ini tidak optimal bagi investor karena masalah sentimen ekonomi. Investor yang sudah lama berinvestasi di GoTo harus lebih sabar menunggu harga saham lebih optimal," ujar Hans, dalam keterangan tertulisnya, Senin 5 Desember.
Meski harga saham GOTO menyentuh ARB, sejumlah investor tetap melakukan pembelian. Data RTI mencatat broker favorit investor asing JP Morgan aktif memegang saham GOTO hingga 500 juta saham pada perdagangan kemarin.
Akumulasi juga ditunjukkan broker Mirae Sekuritas dan sekuritas lainnya. Pada perdagangan kemarin, investor asing melakukan aksi jual beli hingga Rp1,8 triliun. Selebihnya, dalam volume yang lebih kecil, dilakukan oleh investor dalam negeri.
Hans juga mengatakan investor baru yang membeli, harus melakukan evaluasi yang cermat termasuk potensi bisnis ke depan sehingga melihat penurunan harga saat ini bisa menjadi momentum akumulasi.
"Karena penurunan harga akan membuat saham-saham yang fundamentalnya bagus terlihat lebih menarik," ujar Hans.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Andrew Susilo menyarankan investor untuk mencermati saham GOTO secara teknikal, terutama jika sudah memasuki fase oversold.
"Tidak mungkin harga bergerak satu arah saja, pasti ada titik baliknya. Ini justru kesempatan bagus. Selama pelanggan mengambil Gojek, memesan GoFood, berbelanja di Tokopedia dan membayar menggunakan Gopay, maka tidak perlu terlalu khawatir," ujarnya.
Konsensus Bloomberg hingga saat ini menunjukkan sebanyak 11 dari 20 analis memiliki target rata-rata harga saham selama 12 bulan di Rp292,88 per saham. Harga tersebut 125 persen lebih tinggi dari harga pada penutupan Jumat sore Rp132 per saham 12 Februari 2022.
Dengan situasi saat ini, 11 analis merekomendasikan untuk membeli saham GOTO. Sedangkan 4 analis menyarankan hold dan 5 analis dalam konsensus Bloomberg merekomendasikan jual ke investor.
Sementara itu, investor yang berinvestasi di GOTO menilai penurunan saham GOTO dalam beberapa hari terakhir lebih dipengaruhi oleh reaksi berlebihan setelah masa lock up berakhir. Selain itu, sentimen negatif yang masih terjadi pada saham-saham teknologi di seluruh dunia juga mempengaruhi keputusan investor untuk melepas sahamnya.
Baca juga:
- Bunga KUR Super Mikro Turun Jadi 3 Persen, Pengamat: Tepat di Tengah Gelombang PHK
- Pemerintah Antisipasi Lonjakan Pangan Jelang Akhir Tahun, Pakar IPB: Harga Naik saat Paceklik Wajar, Tapi Jangan Impor Beras
- Peluang Besar, Pengamat: Ekonomi Digital yang Inklusif Mampu jadi Tulang Punggung Perekonomian
- Sawit RI Masih Bakal Mendominasi Pasokan Minyak Nabati Global 2023
Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca, percaya kinerja GOTO akan terus membaik, sehingga berdampak positif pada fundamental bisnis dan memperkuat harga sahamnya.
"Pasti membaik, karena hasil laporan terakhir membaik," ujar Willson dalam keterangannya kepada media.
Dalam risetnya, Analis Riset Deutsche Bank AG Reena Verma Bhasin juga tetap merekomendasikan saham GOTO dengan target harga Rp250 per saham dalam 12 bulan ke depan.
Bhasin menilai kinerja GOTO di kuartal III 2022 jauh di atas ekspektasi. Itu didorong oleh bisnis on-demand karena tingkat penerimaan yang lebih kuat dan promosi yang lebih rendah.
Keputusan GOTO untuk menetapkan acuan pengeluaran operasional baru di tengah biaya tenaga kerja dan overhead yang lebih rendah juga akan berdampak positif pada kinerja perusahaan.
"Target harga kami tidak berubah di Rp250 per saham. Kami tetap merekomendasikan pembelian di tengah ekspektasi kinerja bottom line yang lebih baik dan berkurangnya kekhawatiran pembiayaan eksternal," tulis Bhasin dalam penelitiannya.
Para analis melihat bahwa harga saham GOTO saat ini sudah undervalued. Saat sentimen periode penguncian menghilang, saham diyakini akan pulih. Situasi yang sama juga terjadi pada saham-saham teknologi seperti Meituan, Coupang, dan Zomato.
Itu sebabnya, sejumlah investor strategis GOTO tetap optimis harga saham di pasar akan segera mengikuti kinerja fundamental GOTO yang menanjak.