Resmikan Aplikasi Sitolaut, Menhub Budi Karya: Jangan Sampai Jadi Barang Hiasan yang Tak Terpakai
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan secara resmi meluncurkan aplikasi sistem informasi logistik tol laut atau Sitolaut. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan tol laut.
Sitolaut merupakan pengembangan dari platform Logistic Communication System atau LCS. Bila LCS sebelumnya hanya bisa diakses melalui website, Sitolaut kini tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh di PlayStore.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta aplikasi ini bermanfaat secara optimal, baik bagi masyarakat, pelaku usaha, operator kapal, maupun pemerintah.
"Saya memberikan apresiasi agar program ini berjalan dengan baik. Apa yang dilakukan secara online ini tentu harus berarti, bermakna, terpakai, ini jangan menjadi suatu barang hiasan yang tidak bisa dimanfaatkan," katanya, dalam peluncuran aplikasi Sitolaut yang ditayangkan melalui YouTube Kementerian Perhubungan, Selasa, 15 Desember.
Melalui aplikasi Sitolaut, masyarakat dapat melacak pergerakan barang hingga mengecek disparitas harga kebutuhan pokok maupun komoditas di lapangan. Kemudian, aplikasi ini menyajikan dua kategori, yakni pengiriman barang dan pengiriman ternak.
"Nanti diharapkan ada satu screen besar yang kita tahu di mana kapal Pelni, atau di mana kapal ASDP atau muatannya, saya pernah sudah gambarkan saat itu. Tetapi ini juga kita harapkan menjadi suatu cara kita memodernisasi cara kerja kita supaya bertambah efesien dan memberikan makna bagi kita semuanya," ucapnya.
Budi berharap layanan tol laut akan menjangkau masyarakat di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar. "Kita harus bawa barang ke Papua, lalu masuk ke sungai-sungai," tuturnya.
Baca juga:
Di samping itu, Budi berujar, tol laut ini dapat mendorong peningkatan produksi hasil bumi dan memperluas distribusinya. Artinya, hasil bumi daerah tertentu bisa ditemukan di daerah lainnya.
"Hasil bumi dari Indonesia bagian timur bisa berjalan, bisa dibawa oleh kapal-kapal sehingga yang di Jawa bisa mengonsumsinya," jelasnya.
Sekadar informasi, sebelum diluncurkan, aplikasi Sitiolaut lebih dulu melalui proses pengetesan oleh regulator, operator kapal, perwakilan pengirim, dan perwakilan consignee atau pihak yang membeli barang.
Pada Oktober lalu, pengetesan selesai dilakukan dan dilanjutkan dengan bimbingan teknis serta sosialisasi di sepuluh pelabuhan singgah.
Adapun kesepuluh pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Makassar, Tahuna, Padang, Ambon, Timika, Saumlaki, Natuna, Aceh, Kupang, dan Nabire. Setelah beroperasi secara resmi, aplikasi Sitolaut dapat diakses oleh pihak yang membeli barang atau consignee, supplier, pengirim atau shipper, operator barang, regulator, dan reseller.