Protes, Stasiun TV China Potong Tayangan Penonton tanpa Masker dalam Siaran Langsung Pertandingan Piala Dunia 2022
JAKARTA - Stasiun televisi milik China memotong gambar yang menayangkan penonton tanpa masker di pertandingan Piala Dunia 2022.
Dikutip dari Marca, Selasa, hal itu dilakukan sebagai bentuk protes dan kemarahan China. Sebab, saat ini, negara tersebut masih berada dalam situasi pembatasan pandemi COVID-19 yang ketat.
Sejak pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, tayangan yang menampilkan penonton tanpa masker dan tak menjaga jarak terus menuai protes warga China. Karena itu dianggap kontras dengan situasi mereka saat ini yang diisolasi atas kebijakan Presiden Xi Jinping demi menekan penularan COVID-19.
Tayangan kerumunan penonton di stadion saat pertandingan berlangsung dianggap aneh oleh masyaraat China. Sementara mereka masih dipaksa hidup di bawah sistem kejam, lockdown, yang telah lama ditinggalkan sebagian besar negara di dunia.
Operator blog China Sports Insider, Mark Dreyer, mengungkapkan bahwa pertandingan yang disiarkan di saluran milik negara, China Central Television (CCTV) sedang diedit. Itu dilakukan untuk menghindari tayangan langsung para penonton dan pemain yang bersorak tanpa masker.
Baca juga:
- Pemain Maroko Zakaria Aboukhlal Jadi Sorotan: Pemain Muda yang Kerap Jadi Imam Salat dan Rajin Mengaji
- PSSI Sudah Dapat 'Lampu Hijau' dari Kemenpora untuk Pakai SUGBK di Piala AFF, tapi Masih Menunggu Arahan FIFA
- Diduga Lecehkan Timnas Meksiko, Lionel Messi Dapat 'Ancaman' dari Juara Tinju Dunia Canelo Alvarez
- Piala Dunia 2022 Berakhir Lebih Cepat untuk Kiper Kamerun Andre Onana, Penyebabnya Bikin Geleng-geleng Kepala
"Tentu saja, akan ada saat-saat ketika Anda masih melihat sorotan penonton, setelah beberapa gol. Tapi ada pengurangan yang jelas," tulis Dreyer di Twitter yang dikutip dari Marca, Selasa, 29 November.
Untuk situasi ini, penyiar turnamen olahraga di China biasanya diberi pilihan oleh penyelenggara agar bisa memilih sudut kamera berbeda. Mereka juga bisa mengatur tayangan tunda agar pertandingan dapat diedit dengan cepat sebelum disaksikan publik.
Sebelumnya diketahui, beberapa hari terakhir ratusan demonstran dan polisi bentrok di Shanghai, China karena kebijakan pembatasan tersebut. Bahkan, para demonstran menuntut agar Xi Jinping mundur dari jabatannya.