Ismail Bolong Raib Setelah Video Soal Suap ke Kabareskrim Jadi Bola Liar

JAKARTA - Bareskrim Polri mengakui keberadaan Ismail Bolong sampai saat ini belum diketahui. Sejak video pengakuannya viral, mantan anggota Polres Samarinda itu menghilang secara tiba-tiba.

"Iya kan sejak viral video itu beliau tidak diketahui keberadaannya," ujar Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigjen Pipit Rismanto saat dikonfirmasi, Selasa, 29 November.

Dalam upaya pencarian Ismail Bolong, tim penyelidik sudah melayangkan surat panggilan kedua. Mantan anggota Intelkam itu dijadwalkan untuk memberikan keterangan hari ini.

Hanya saja, hingga pukul 11.00 WIB, lanjut Pipit, Ismail Bolong belum memenuhi panggilan tersebut.

"Hari ini bisa sampe malam ya kan. Kita tunggu siapa tau dia konfirmasi mau datang ya," ungkapnya.

Apabila Ismail Bolong tak hadir, penyelidikan akan mencari dan membawa paksanya. Sehingga, dugaan tambang ilegal dan isu suap akan bisa mulai diusut.

"Yang jelas mereka di rumahnya tidak berada di tempat tapi kita sudah bertanya-tanya ya, kepada RT nya," kata Pipit.

Ismail Bolong pun sempat viral di media sosial. Dia mengaku menyetor uang miliaran rupiah dari hasil penambangan batu bara ilegal ke Kabareskrim Polri.

Selain itu, Ismail Bolong juga mengaku bekerja sebagai pengepul batu bara ilegal di kawasan Kalimantan Timur (Kaltim) atas inisiatifnya sendiri.

Dia mengklaim untung miliaran rupiah setiap bulannya dan "berkoordinasi" dengan Komjen Agus Andrianto dalam menjalankan bisnis tambang ilegal tersebut.

"Keuntungan yang saya peroleh dari pengumpulan dan penjualan batu bara berkisar Rp5-10 miliar setiap bulannya. Terkait kegiatan yang saya laksanakan, saya sudah berkoordinasi dengan Kabareskrim, yaitu ke Bapak Komjen Agus Andrianto dengan memberikan uang sebanyak tiga kali," kata Ismail Bolong dari keterangan videonya.

Tak lama kemudian, muncul video pengakuan lainnya dari Ismail Bolong. Ternyata dia merupakan anggota polisi yang telah pensiun sejak Juli 2022.

Pada video itu, nampak Ismail meminta maaf kepada Agus Andrianto atas pernyataan soal setoran hasil tambang ilegal.

Ismail mengaku tidak pernah berkomunikasi dan tak kenal dengan Kabareskrim. Pria ini tak menyangka bila videonya itu viral.

Dalam video itu, Ismail menyebut video pertama dibuat karena mendapat tekanan dari Hendra Kurniawan yang saat itu merupakan Karopaminal Divpropam Polri dan merupakan jenderal bintang satu.