Minimalkan Dampak Negatif, WHO Ganti Nama Cacar Monyet Jadi Mpox
JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Hari Senin, akan mulai menggunakan istilah mpox, sebagai sinonim untuk cacar monyet dan mendesak orang lain untuk mengikutinya, setelah menerima keluhan bahwa nama penyakit saat ini adalah rasis dan menstigmatisasi.
"Kedua nama tersebut akan digunakan secara bersamaan selama satu tahun sementara 'cacar monyet' dihapuskan," kata WHO, melansir CNA 28 November.
"WHO akan mengadopsi istilah mpox dalam komunikasinya, dan mendorong orang lain untuk mengikuti rekomendasi ini, untuk meminimalkan dampak negatif yang berkelanjutan dari nama saat ini dan dari adopsi nama baru," sambungnya.
Sebelumnya, WHO meluncurkan proses konsultasi publik guna menemukan nama baru untuk penyakit tersebut awal tahun ini.
Dikatakan, cacar monyet ditemukan pada tahun 1958 dan dinamai berdasarkan hewan pertama yang menunjukkan gejala, sebagian besar menyebar di sekelompok negara di Afrika barat dan tengah hingga tahun ini.
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Baca juga:
- Kremlin Sambut Baik Tawaran Vatikan untuk Membantu Mengakhiri Konflik Ukraina, Tapi...
- Iran Tolak Rencana PBB Selidiki Kekerasan Terhadap Protes Anti Pemerintah
- Usai Protes Pembatasan COVID-19 Sepanjang Akhir Pekan, China Perketat Keamanan
- Rudal Rusia Hantam Infrastruktur Energi Ukraina Jelang Musim Dingin, Israel Berencana Kirim 20 Generator
Namun pada Bulan Mei, kasus penyakit yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar, mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria.
Hingga saat ini, 110 negara telah melaporkan sekitar 80.000 kasus yang dikonfirmasi dan 55 kematian, menurut data WHO.