Kelompok Bersenjata Culik 60 Orang, Mayoritas Wanita saat Peringatan Maulid
JAKARTA - Puluhan orang diculik oleh kelompok bersenjata, mayoritas wanita yang tengah mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW setelah sebelumnya mengumbar tembakan.
Kelompok bersenjata Nigeria kembali beraksi, menculik sedikitnya 60 orang di sebuah komunitas terpencil, Negara Bagian Zamfara, kata penduduk Hari Kamis, dalam gelombang penculikan terbaru yang melanda negara bagian itu.
Dua warga mengatakan pria bersenjata dengan sepeda motor tiba di komunitas Magami Tandu, di wilayah pemerintah daerah Kaura Namoda pada Rabu malam dan menembak secara sporadis.
Mereka mengambil sebagian besar wanita yang sedang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diadakan antara akhir September hingga akhir November di negara bagian Nigeria yang sebagian besar Muslim di utara, kata penduduk.
"Setiap hari ada pembunuhan atau penculikan yang membuat kami kehilangan tempat tinggal. Tolong (beri tahu) pemerintah untuk bertindak dan memberikan keadilan kepada kami," kata Abdulkarim Haruna, yang istrinya diculik, melansir Reuters 25 November.
Sebelumnya, penduduk mengatakan 19 orang tewas pada Hari Selasa, ketika orang-orang bersenjata menyerang komunitas Ryuji di daerah Zurmi Zamfara, yang berdekatan dengan Kaura Namoda.
Juru bicara polisi Zamfara Mohammed Shehu tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Baca juga:
- Anwar Ibrahim Kasih Clue Soal Jabatan Wakil PM Malaysia, Bakal Penuhi Janji Tidak Ambil Gaji
- Jabat PM Malaysia dan Terbuka untuk Semua Kekuatan Politik, Anwar Ibrahim: Ini Pemerintahan Persatuan
- Dewan HAM PBB Sepakati Misi Penyelidikan Kekerasan Terhadap Pengunjuk Rasa di Iran
- Invasi Rusia Genap Sembilan Bulan, Ukraina Berusaha Pulihkan Jaringan Listrik Jelang Musim Dingin
Diketahui, geng-geng bersenjata tersebar luas di barat laut negara itu, di mana mereka merampok atau menculik untuk mendapatkan uang tebusan, dengan kekerasan telah meningkat karena pasukan keamanan sering gagal menghentikan serangan.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran apakah penduduk di wilayah tersebut akan dapat memberikan suara dalam pemilihan presiden Bulan Februari, untuk memilih pengganti Presiden Muhammadu Buhari, yang secara konstitusional dilarang mencalonkan diri lagi.