Anak Muda di Gaza Gunakan Virtual Reality untuk Atasi Blokade dan Jelajahi Kota yang Berbeda
JAKARTA - Pemilik kafe game virtual reality pertama di Gaza kini menawarkan dunia fantasi aksi, musik, dan olahraga kepada anak muda yang tumbuh di bawah blokade Israel di wilayah itu.
"Seringkali banyak anak muda yang datang ke sini untuk bermain, mereka mencari pelarian dari kenyataan yang mereka jalani," kata Firas Al-Khodary, pemilik VR Station di kota Gaza.
Dengan minimnya peluang untuk bepergian bagi kebanyakan orang karena adanya penutupan perbatasan selama bertahun-tahun yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir, ranah online adalah jalan keluar bagi kaum muda yang haus akan hiburan dan gangguan.
Baca juga:
Alat realitas virtual itu menawarkan pemuda Gaza pengalaman baru di Gaza. "Saya pindah ke kota, tempat berbeda, pegunungan, dan lautan, kota yang tidak mungkin kami kunjungi," kata Youssef Al-Qudairi, 22 tahun, tentang gim virtual ini.
Menurut Al-Khodary, gim aksi dan pertarungan virtual paling populer di kalangan pria muda, sedangkan wanita muda cenderung menyukai olahraga, musik, dan perjalanan.
"Karena kami diblokir dan sulit untuk bepergian dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kami datang ke VR dan menebus semua hal ini dan kami menjalaninya dalam realitas virtual," kata Nisreen Shamalakh yang berusia 16 tahun saat dia memakai headsetnya.