Review Film Keramat 2: Caruban Larang: Perpaduan Horor dan Komedi yang Apik

JAKARTA - Film Keramat dapat disebut salah satu standar horor dalam perfilman Indonesia. Satu dekade berlalu, film ini selalu menjadi perbincangan kala menyebutkan apa film horor terseram menurut penonton.

13 tahun setelah film pertamanya, Starvision Plus dan Monty Tiwa ingin mendulang masifnya film Keramat dengan menghadirkan sekuel bertajuk Keramat 2: Caruban Larang. Film ini masih diproduseri oleh Chand Parwez Servia dengan Fiaz Servia.

Di jajaran pemain, Keramat 2 menghadirkan enam bintang muda. Mereka adalah Umay Shahab, Ajil Ditto, Arla Ailani, Lutesha, Josephine Firmstone, Maura Gabrielle, serta Keanu Angelo - selebrita internet yang menapaki debut aktingnya.

Legendanya film Keramat tentunya menimbulkan teka-teki, apakah film keduanya mampu meningkatkan keseraman seperti film pertamanya?

Keramat 2: Caruban Larang menceritakan sekumpulan anak muda yang berangkat ke Cirebon untuk melakukan sebuah proyek. Umay (Umay Shahab) bersedia membantu Ajil (Ajil Ditto) dan Keanu (Keanu Angelo) untuk menghidupkan kanal YouTube misteri mereka.

Sementara Arla (Arla Ailani) bersama Jojo (Josephine Firmstone) dan Maura (Maura Gabrielle) ingin membuat riset tugas akhir. Mereka juga meminta bantuan Umay untuk merekam perjalanan mereka.

>

Hingga mereka menemui konflik yang mempertemukan dengan Lutesha (Lutesha) teman lama mereka. Lutesha memberi peringatan agar mereka pulang ke Jakarta, namun hal itu justru menambah masalah baru.

Berkonsep footage dokumenter, Keramat 2: Caruban Larang mengambil tema konten YouTube  yang relevan dengan jaman sekarang. Mulai dari pembukaan video yang menyapa penonton hingga video amatir ala vlog.

Pengambilan gambarnya juga lebih profesional dibanding film pertama yang berkonsep raw footage yang untungnya tidak merusak tatanan cerita serta karakternya.

Ceritanya bergulir secara komedi. Celetukan khas Keanu Angelo juga bisa dirasakan penonton. Hal ini membuat sisi horornya tidak semenegangkan film pertamanya. Namun bukan berarti rasa horornya tidak terasa.

Plotnya juga membawa kisah sejarah bukan hanya soal bertahan hidup. Lapisan jumpscare yang dihadirkan secara perlahan Monty Tiwa membuat film ini mencekam. Banyaknya momen sunyi dalam film berhasil mengubah tone emosional pada karakter dan film.

Keramat 2 mungkin bersandar dengan konsep film pertamanya, akan tetapi itu tidak akan berhasil jika tanpa kerja sama tiap karakter. Pengembangan karakter yang apik menjadikan film ini kian menarik menuju akhir cerita.

Dibuka dan diakhiri tanpa aba-aba, besar kemungkinan Keramat akan memperluas semestanya. Yang pasti, Keramat 2 menawarkan pengalaman menonton film horor yang unik dan jarang ditemukan dalam film lain.

Keramat 2 jadi pengingat bahwa Indonesia sudah mengeksplorasi genre horor sejak lama dan film ini tampil cemerlang di antara jajaran eksplorasi tersebut.

Film Keramat 2: Caruban Larang tayang di bioskop mulai hari ini, Kamis, 24 November.