Realisasi TKDN Sektor Ketenagalistrikan Capai 39,86 Persen
JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, realisasi penggunaan produk dalam negeri atau TKDN di sub sektor ketenagalistrikan hingga triwulan III 2022 mencapai 39,86 persen.
"Secara umum realisasi TKDN di subsektor ketenagalistrikan sampai triwulan III 2022 mencapai 39,86 persen dari target 35 persen," kata Dadan dikutip dari Antara, Rabu, 23 November.
Dadan menjelaskan, capaian itu meliputi TKDN untuk pembangkit di PLTU, PLTA, PLTP, PLTG, PLTGU, dan PLTS.
Capaian TKDN juga mencakup di transmisi yang mencapai 58,36 persen, gardu induk sebesar 52,52 persen, dan distribusi listrik sebesar 60,53 persen.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM itu mengakui adanya tantangan untuk mewujudkan peningkatan TKDN di sub sektor ketenagalistrikan. Bahkan, dalam beberapa hal diakuinya sangat menantang.
"Mengingat saat ini, dalam beberapa hal produk lokal yang dihasilkan tidak terserap maksimal karena dari sisi harga dinilai tidak bersaing jika dibandingkan produk impor," katanya.
Selain itu, lanjutnya, kualitas produk yang masih belum mendapatkan kepercayaan, serta penyediaan barang dan jasa yang lebih lama membuat produk dalam negeri dalam beberapa kasus sulit mendapatkan tempat.
"Tapi tadi saya mendengar langsung dari Pak Dirut (Darmawan Prasodjo) secara khusus yang berada di dalam PLN sudah ada rencana untuk memastikan bahwa produk dalam negeri bisa masuk dalam sistem pengadaan PLN," katanya.
Dadan mengemukakan, kondisi-kondisi yang ia sebutkan itu juga menyebabkan pelaksana proyek ketenagalistrikan mengajukan pertimbangan teknis atau relaksasi dalam pemenuhan TKDN kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
"Ini sebetulnya berpotensi menurunkan capaian nilai TKDN khususnya untuk subsektor ketenagalistrikan," katanya.
Dadan menekankan perlu sinergi, kolaborasi, dukungan, dan keterbukaan dari semua pihak.
Baca juga:
Kementerian ESDM juga mengusulkan pembentukan forum yang dapat mempertemukan dan memfasilitasi pemenuhan TDKN antara badan usaha pembangun infrastruktur dengan produsen manufaktur dalam negeri sebagai mitra kerja.
"Kami memastikan bahwa market-nya terbentuk, tapi ini tentu juga harus mendukung investasi di sisi hulu. Misal industri PLTS, yang market-nya cukup besar di dalam negeri," katanya.