Jadi Ketua Asosiasi Penilai ASEAN, RI Dorong Profesi Appraisal Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi
JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang bertindak selaku pembina profesi penilai (appraisal) terus berupaya untuk mengakselerasi profesionalisme penilai agar menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan Indonesia saat ini memegang presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) periode 2021 – 2022. Dalam perhelatan The 24th AVA Congress Tahun 2022 di Bali pekan ini, Menkeu menyebut bahwa amanah yang diemban dalam AVA bersamaan dengan Presidensi G20.
Oleh karena itu, dia merasa perlu dibahas lebih jauh mengenai kontribusi AVA dalam rangka pemulihan bersama untuk menjadi lebih kuat (recover together, recover stronger), termasuk didalamnya pemulihan kondisi ekonomi dunia.
“Sesuai dengan semangat pembentukannya yang menekankan pada nilai netralitas dan tidak memihak kepada blok mana pun, ASEAN terus menciptakan lingkungan yang aman dan damai,” ujar dia dalam keterangan resmi pada Rabu, 23 November.
Menkeu menambahkan, AVA sebagai manifestasi peran profesi penilai pada negara anggota ASEAN memegang nilai yang sejalan dengan ASEAN dalam berkontribusi bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia. Kata dia, sinergi dan kebersamaan merupakan nilai yang dapat mendukung kerja sama yang saling menguntungkan.
“Dukungan dengan dasar saling menghargai, riset, kolaborasi, pendidikan, serta penguatan institusi untuk mendukung profesi penilai sebagai penggerak ekonomi negara harus menjadi bagian penting dalam kerja sama yang terjalin,” tuturnya.
Menkeu pun berharap para anggota AVA dapat lebih profesional melalui komunikasi yang positif dan sinergi. Selain itu, dia menginginkan pula supaya para penilai dapat meningkatkan kompetensinya, mengingat peran penilai saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin dibutuhkan.
“Penilaian adalah bagian penting dari good governance. Hasil penilaian dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam bisnis dan perumusan kebijakan. Semakin akurat hasil penilaian, semakin baik keputusan yang diambil,” tegasnya.
Baca juga:
- Dana Cadangan Bencana Hanya Tersedia Rp10 Triliun dari Kebutuhan Rp20 Triliun per Tahun, Pemerintah Bakal Pakai Pooling Fund di Cianjur?
- Terpangkas Pembayaran Kompensasi ke Pertamina dan PLN Rp163 Triliun, APBN Bakalan Cetak Defisit Pertama Tahun Ini?
- Gandeng KPK, OJK Bakal Berantas Praktik Suap di Industri Jasa Keuangan
Lebih lanjut, bendahara negara menyatakan pentingnya penilaian yang baik agar banyak investor dapat dilindungi, terutama investor kecil. Penilai yang kredibel dianggap mampu menjaga kredibilitas sistem keuangan sehingga risiko pada siklus bisnis dapat berkurang berkat adanya evaluasi risiko secara baik.
“Para penilai harus mempertimbangkan perspektif environmental, social, and governance (ESG) lalu mengadopsinya, serta membantu bisnis dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan yang tepat berdasarkan evaluasi risiko yang memadai,” kata dia.
Adapun, rangkaian kegiatan The 24th AVA Congress 2022 terdiri atas penyelenggaraan seminar profesi penilai, Governing Council Meeting, Congress, dan Regulatory Framework Meeting.
Presidensi AVA oleh Indonesia merupakan kesempatan strategis untuk dapat menunjukkan kemajuan profesi penilai nasional dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19.
“Ke depan diharapkan akan semakin terbuka peluang penilai Indonesia untuk berkecimpung di dunia internasional serta memperlihatkan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, sehingga diharapkan dapat mendatangkan peluang pendapatan melalui pariwisata maupun aliran dana investasi,’ tutup Menkeu Sri Mulyani.