Angkatan Luar Angkasa AS Ingin Blue Origin Bersaing dengan SpaceX
JAKARTA - Blue Origin akhirnya mendapat kesempatan untuk memamerkan kehebatan roket New Glenn, yang bersaing dengan SpaceX berkat kesepakatan barunya bersama Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Penelitian dan Pengembangan Kooperatif (CRADA) pada 18 November lalu, diklam hal ini akan membuka jalan bagi roket New Glenn untuk bersaing dalam kontrak peluncuran keamanan nasional setelah menyelesaikan sertifikasi penerbangan yang diperlukan.
Perlu diingat, CRADA tidak didanai pemerintah dan karena New Glenn masih dalam pengembangan, Blue Origin tidak memiliki tanggal target untuk peluncuran pertama.
CRADA memiliki Program Peluncuran Ruang Keamanan Nasional (NSSL), dan menurutnya itu mengharuskan pendatang baru seperti Blue Origin untuk melakukan setidaknya dua peluncuran orbit yang sukses agar bisa mendapatkan sertifikasi.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh pejabat eksekutif program untuk memastikan akses ke luar angkasa, Brigjen. Jenderal Stephen Purdy dan wakil presiden senior untuk New Glenn di Blue Origin, Jarrett Jones.
Baca juga:
- Space Perspective Beli Kapal untuk Dijadikan Pelabuhan Antariksa Terapung Pertama di Dunia
- Waymo Segera Luncurkan Minivan Listrik Otonom, Kendaraan Tanpa Stir, Pedal dan Spion
- Otoritas Korsel Bekukan Rp1,6 Triliun Dana dari Co-Founder Terraforms Labs, Shin Hyun-seong
- Para Ahli Institut Alan Turing London, Prediksi Inggris Akan Tersingkir di Perempat Final Piala Dunia 2022
"CRADA menandai dimulainya kembali kegiatan sertifikasi untuk New Glenn Blue Origin yang dimulai pada 2018 ketika Blue Origin memenangkan Perjanjian Layanan Peluncuran (LSA),” ungkap Purdy.
Angkatan Luar Angkasa AS menghentikan LSA pada Desember 2020 setelah Blue Origin kalah dari United Launch Alliance (ULA) dan SpaceX dalam kompetisi layanan peluncuran NSSL Fase 2.
Perjanjian LSA 2018 yang diberikan kepada Blue Origin dan perusahaan lain saat itu adalah kemitraan publik-swasta, di mana kedua belah pihak setuju untuk berinvestasi dalam pengembangan roket dan infrastruktur yang diperlukan untuk bersaing dalam kontrak peluncuran ruang keamanan nasional.
Dari Oktober 2018 hingga Desember 2020, Blue Origin dibayar 255,5 juta dolar AS setara Rp4,0 triliun. Perjanjian enam tahun yang asli bernilai 500 juta dolar AS setara Rp7,8 triliun.
Sebagai imbalan atas investasi, Blue Origin diminta untuk memberikan hak terbatas atas data dan perangkat keras yang dikembangkan perusahaan berdasarkan perjanjian.
Dengan CRADA baru ini, Angkatan Luar Angkasa AS mengisyaratkan keinginannya untuk melihat perusahaan antariksa milik Jeff Bezos itu menantang ULA dan SpaceX ketika kontrak lima tahun mereka siap untuk bersaing kembali pada 2024. Permintaan penawaran untuk NSSL Fase 3 dapat dirilis pada 2023.
“Perjanjian ini membuka jalan bagi Blue Origin untuk bersaing dalam kompetisi layanan peluncuran NSSL berikutnya dan merupakan contoh bagaimana kami mendorong persaingan dan meningkatkan inovasi industri,” ujar Purdy.
“Saya menantikan Blue Origin menyelesaikan pengembangan New Glenn dan bersaing untuk mendapatkan kesempatan memenangkan layanan peluncuran NSSL," imbuhnya.
Melansir SpaceNews, Senin, 21 November, Blue Origin dalam beberapa bulan terakhir belum berkomentar kapan New Glenn dapat menyelesaikan pengembangan atau kapan akan melakukan peluncuran pertamanya.