Kepala CDC Hanoi Divonis 10 Tahun Penjara atas Kasus Mark-Up COVID-19
JAKARTA - Pengadilan Vietnam pada Sabtu memvonis kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Hanoi 10 tahun penjara usai terbukti bersalah melakukan 'mark-up' terkait pengadaan peralatan untuk membantu mengatasi wabah COVID-19.
Nguyen Nhat Cam, 57, dituding mengelembungkan biaya sistem pengujian COVID-19 selama transaksi, hingga merugikan anggaran negara sebesar 5,4 miliar dong Vietnam, demikian Kementerian Keamanan Publik melalui pernyataan.
Perbuatan Cam dan juga antek-anteknya akan berdampak negatif pada citra para dokter dan badan anti-COVID-19, membuat masyarakat geram dan merusak kepercayaan terhadap sektor kesehatan, bunyi pernyataan tersebut.
Pengadilan juga memvonis sembilan orang lainnya tiga hingga 6,5 tahun penjara atas keterlibatan mereka.
Baca juga:
- Australia Setop Vaksin Dalam Negeri karena Tes Tahap 1 Keluarkan Hasil HIV Palsu
- Setelah Sinovac, Menlu Retno Berharap Vaksin COVID-19 COVAX Masuk di Tahun 2021
- Vietnam Dorong Vaksin COVID-19 Buatan Sendiri
- India Selidiki Adanya Reaksi Merugikan Uji Coba Vaksin COVID-19 AstraZeneca yang Dialami Relawan
Dilansir Antara, Minggu, Reuters tidak dapat menghubungi pengacara mereka untuk berkomentar mengenai kasus tersebut.
Dengan tindakan pelacakan dan karantina yang biasanya ketat, Vietnam berhasil mencegah dengan cepat wabah virus corona.
Saat ini tercatat total 1.395 kasus dan 35 kematian COVID-19 di negara Asia Tenggara tersebut.